Lampung Selatan, Lampungnews.com – Ratusan anak Pasuruan, Lampung Selatan berkumpul di area kemping Rumah Baca Akar Raja memperingati Hari Aksara International. Para pegiat literasi yang dimotori oleh ibu baca tulis, Nury Sybli mengajak anak-anak membiasakan diri untuk menulis di akhir pekan selama 15 menit dengan didahului membaca selama 15 menit.
“Saya percaya jika kebiasan membaca dan menulis dilakukan secara terus menerus baik di rumah maupun di rumah-rumah baca, anak-anak akan tumbuh dengan bekal yang lebih baik,” kata Nury Sybli, founder Rumah Baca Akar melalui rilisnya.
Nury menjelaskan, #15MM atau (15 menit membaca-15 menit menulis) diharapkan menjadi program bersama di semua rumah baca atau pustaka bergerak yang dilakukan pada setiap akhir pekan.
“Karena mengenalkan literasi pada anak tidak bisa sepotong-sepotong. Belum ada ukuran keberhasilan para pegiat apakah bukunya dibaca benar-benar dibaca atau hanya dilihat saja. Maka dengan program 15MM diharapkan anak-anak bisa memanfaatkan buku sebagai bekal masa dengan karena sudah membacanya, mengerti isinya dan melakukan apa yang baik dari buku,” papar Nury.
“Saya ingin mengenalkan Indonesia dari berbagai sudut. Mulai dari alat tulis asli Indonesia, buku karya asli orang Indonesia, tempat yang kita gunakan juga hasil kreatifitas warga sekitar,” jelas Nury.
Khaja Muda selaku penggerak Rumah Akar Raja Baca menyambut baik kegiatan baca tulis di lingkungannya. “Saya sangat bersyukur para pegiat memilih wilayah kami sebagai tempat kegiatan karena dengan begitu saya percaya anak-anak disini kedepannya akan lebih baik lagi,” kata Khaja.
Yang menarik dari kegiatan, anak-anak diajak belajar sambil bermain. Selain disiapkan tenda-tenda untuk berkemah sebagai tempat untuk berteduh, penyajian buku Komik Sains Kuark juga ditata sedemikian rupa di bale-bale bambu dan peti-peti kayu, demikian juga bolpoin Standard yang digunakan di letakan di Kihang atau keranjang dari bambu. Demikian juga buku tulis yang diberikan semua sarat dengan warna ke Indonesiaan karena semua buku bermotif batik nusantara.
Para pegiat literasi bergantian ambil bagian untuk memberikan edukasi dengan keahlian masing-masing. Ada yang mengajak menari, ada juga yang mengajar menggambar, ada pula yang berbagi ilmu menari. Tidak lupa, seorang relawan asli Lampung mengenalkan aksara Lampung atau Kaganga.
“Mudah-mudahan semangat ini bisa diikuti oleh teman-teman pegiata lainnya untuk membuatkan program literasi nyata dengan pekan menulis atau sabtu menulis seperti yang disarankan mbak Nury,” kata Sugeng Hariyono, penggerak Motor Pustaka Lampung.
Dalam kesempatan ini, para penggerak yang mendukung pengenalan literasi penuh BACA TULIS dengan program #15MM yang gagas #RumahBacaAkar, adalah Motor Pustaka Lampung, Rumah Baca Akar Pelangi, Rumah Akar Raja Baca, Perahu Pustaka Bakauheni, Motor Perahu Pustaka Bakauheni, Kawula Pustaka Mejagong, Kuda Pustaka Gunung Slamet. (*/El Shinta)