Bandarlampung, Lampungnews.com –Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin telah membentuk tim pemenangan dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Sampai saat ini telah dibentuk 11 direktorat dalam struktur tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf.
Dari 11 direktorat dalam struktur tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf itu akan dipimpin oleh seorang ketua yang berasal dari partai politik pendukung. Jokowi-Ma’ruf diusung dan didukung PDIP, Golkar, PKB, NasDem, PPP, Hanura, PKPI, PSI, dan Perindo.
Politikus PDIP Aria Bima dipercaya sebagai Direktur I yang mengawal bidang Perencanaan, Jadwal, Acara, Fund Raising, dan Talent. Direktur II Bidang Konten yang bertugas untuk penyusunan visi misi, debat, desain kreatif dijabat nama dari PSI Agus Sari.
Direktur III Bidang Komunikasi Politik dijabat Saur Hutabarat dari NasDem. Direktur IV Bidang Media dan Sosial dijabat Yadi Hendriyana dari Perindo. Politikus Hanura Beni Ramdani menjabat Direktur V bidang Kampanye, lalu Direktur VI bidang Pemilih Muda dijabat oleh politikus asal PKPI Adi Kusuma.
Hajriyanto Thohari dari Golkar dipercaya untuk memimpin Direktur VII bagian Penggalangan dan Jaringan. Sedangkan Politikus Golkar Marsma TNI (Purn) Usro Harahap menjabat Direktur VIII Logistik dan APK.
Selain itu, Direktur IX Bidang Hukum dan Advokasi akan diisi oleh salah satu perwakilan dari PPP. Posisi ini diketahui masih lowong dan belum ditentukan sosoknya
Lalu ada Direktur X Bidang Saksi yang dipimpin oleh politikus PDIP Arif Wibowo. Terakhir Direktur XI Bidang Relawan dijabat oleh politikus PKB Marwan Jafar.
Salah satu nama dari 11 direktur tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf itu mendapat sorotan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sosok itu adalah Yadi Hendriyana, nama yang dikirim oleh Perindo
Independensi Wartawan
Yadi adalah pemimpin redaksi (pemred) iNews TV, salah satu jaringan televisi di bawah bendera MNC Group milik pengusaha Hary Tanoesoedibdjo. Saat ini, Yadi juga tercatat sebagai Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) 2017-2021. Perindo yang mengirimkan nama Yadi menjadi tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf adalah partai yang dipimpin Hary Tanoe.
“Jujur saya terganggu. Kok bisa wartawan aktif terlibat dalam politik praktis dan memegang jabatan strategis,” tulis Tb Ardi Januar, pendukung Prabowo-Sandi, dalam surat terbuka yang ditulis di laman Facebook pribadinya, Rabu (16/8).
Ardi telah mengonfirmasi bahwa surat terbuka di laman Facebook adalah tulisannya.
Ardi menilai posisi Yadi yang masih aktif sebagai wartawan menyalahi Kode Etik Jurnalistik. Pasal 1 aturan itu menyebutkan bahwa wartawan Indonesia harus bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Kemudian pada Pasal 6 tertulis bahwa wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
“Bagaimana mungkin saudara Yadi bisa menjaga independensi dalam menyikapi dua kubu yang sedang berkompetisi, sementara dia sudah berdiri di satu sisi,” kata Ardi.
“Terlebih dia seorang pemimpin redaksi yang bisa memerintahkan semua reporternya untuk menciptakan framing berita dan narasi,” ujarnya melanjutkan.
Ardi juga mempersoalkan posisi Yadi yang masih aktif sebagai ketua umum IJTI. Menurutnya, selaku ketua Yadi yang juga pernah menjabat pemimpin redaksi MNC TV itu seharusnya memberikan contoh yang baik kepada para pengurus dan kadernya tentang integritas dan netralitas seorang wartawan.
Ardi yang sebelumnya juga berprofesi sebagai wartawan dan kini aktif di Partai Gerindra ingin menyampaikan kepada Yadi untuk memilih salah satu profesi, apakah tetap menjadi seorang jurnalis atau menjadi salah satu anggota tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf.
“Namun bila Anda memilih fokus menjadi tim sukses Jokowi, sebaiknya anda berhenti sebagai wartawan dan pamit dari jabatan ketua umum ikatan jurnalis televisi,” ujarnya.
“Saya adalah junior Anda sebagai wartawan yang memutuskan berhenti karena memilih aktif di lembaga politik. Sebenarnya bisa saja saya nyambi dan menjalankan keduanya, tapi saya sadar ini tidak akan baik buat profesi jurnalis dan wajah demokrasi,” kata Ardi menambahkan.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Abdul Manan menyarankan kepada Yadi bila memilih menjadi tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf agar menanggalkan profesi sebagai jurnalis selaku pemred iNews TV dan ketua umum IJTI.
“Ya sebaiknya begitu. Kalau ia memang menjadi tim sukses, Yadi Hendriana pasti akan mundur dari IJTI karena pertimbangan kode etik itu,” kata Manan saat kepadaCNNIndonesia.com, Jumat (17/8).
Sementara itu Yadi saat dihubungi menyatakan kabar yang menyebutkan dirinya sebagai anggota partai dan terdaftar sebagai calon legislatif tidaklah benar. Namun, Yadi belum mau menjelaskan soal namanya yang masuk tim sukses Jokowi-Ma’ruf.
“Kalaupun benar terimakasih atas kepercayaan itu, izinkan saya menuntaskan ibadah haji terlebih dahulu dan pada saatnya saya akan mendiskusikan itu,” kata Yadi dilansir dari CNNIndonesia.com.
Sekretaris Jenderal Perindo, Ahmad Rofiq tak merespons konfirmasi yang dilakukan CNNIndonesia.comsampai berita ini dimuat, baik lewat sambungan telepon maupun pesan singkat.
Sementara itu, Direktur Pemberitaan MNC Media, Arya Sinulingga juga tak menjawab pertanyaan soal posisi Yadi yang masih menjabat sebagai Pemred iNews TV dan Ketua Umum IJTI, namun namanya menduduki posisi direktur tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf.
“Sebentar ya masih ada acara,” kata Arya. (*)