Jakarta, Lampungnews.com – Saraswati Learning Center (SLC) mengadakan kegiatan pembuatan prakarya bagi anak-anak disabilitas dalam rangka memperingati tahun baru imlek 2019 pada rabu, (6/02/2019) di Jakarta.
Anak-anak tersebut dilatih dalam pembuatan prakarya dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kreatifitas anak-anak disabilitas khususnya untuk menunjukkan bahwa mereka mampu membuat karya seperti anak-anak normal lainnya.
Salah satu guru di SLC, Upi Anggraeni mengatakan bahwa kendala-kendala yang dimiliki oleh anak-anak disabilitas misalnya adalah perilaku bawaan mereka, hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa dengan orang banyak yang pada akhirnya, seringkali membahayakan keselamatannya sendiri yakni adanya tindakan memukul-mukul kepala dan menggigit.
“Usia mereka rata-rata adalah 7-8 tahun dimana usianya sudah setingkat sekolah dasar (SD) akan tetapi program akademik yang diajarkan merupakan program taman kanak-kanak. Walaupun begitu mereka bisa mendapatkan kemampuan yang berbeda tergantung dengan kemampuan masing-masing anak terutama dalam akademik, keterampilan motorik halus dan kasar. ” Ujar Upi
Kendala lainnya yakni kemampuan untuk menerima pelajaran akademik, jika anak normal biasanya dapat langsung memahami konsep satu sampai lima selama sebulan, namun anak disabilitas membutuhkan waktu yang berbulan-bulan. Oleh karena itu untuk dapat memahami konsep tersebut dibutuhkan konsistensi waktu dengan cara terus-menerus melatihnya.
Wakil presiden SLC, Mercilina Sen mengatakan bahwa SLC berfokus pada kemampuan anak-anak disabilitas dan membantu menyediakan pendidikan untuk semua individu difable agar mendapatkan pelayanan tepat untuk mencapai potensi yang maksimal.
Selan itu, SLC menjangkau anak-anak mulai dari diagnosis, intervensi dini, dukungan akademik, keterampilan akademik fungsional dan kemandirian, keterampilan agar mereka mampu bekerja dengan fungsional.
“Harapan kami, semoga anak-anak disabilitas dapat tumbuh dewasa secara maksimal dan kami juga berharap bahwa semua anak dapat memiliki pendidikan dan sekolah yang sama, menjadi lebih bermanfaat dengan membuat berbagai produk-produk kerajinan tangan dan mandiri serta dapat diterima di lingkungan masyarakat” ujar Mercilina. (Michell)