Bandarlampung, Lampungnews.com – Ratusan kader PDI Perjuangan Lampung menyambangi Sekretariat DPD PDI Perjuangan Lampung, Jumat, (15/9). Kedatangan kader arus bawah PDI Perjuangan ini menuntut kembalikan ideologi partai itu sebagai partainya wong cilik.
PDI Perjuangan selama ini dikenal sebagai Partai Marhaen atau Partainya Wong Cilik, tidak hanya melekat sebagai sebetan atau predikat semata. Marhaenisme atau paham keberpihakan kepada rakyat kecil merupakan ruh, merupakan ideologi yang tidak boleh tergerus oleh zaman.
PDI Perjuangan adalah milik rakyat, sesepuh, simpatisan, gerpol, mantan pengurus, sargas dan lainnya, bukan milik segelintir orang.
“Kami menuntut tiga hal saat ini, yakni kembalikan Ideologi PDI Perjuangan sebagai partai wong cilik, tegakkan AD/ART dan Aturan Partai, dan melawan intimidasi terhadap kader PDI Perjuangan,” jelas Yohanes Joko Purwanto, Korlap kader arus bawah PDI Perjuangan, Jumat (15/9).
Disinggung terkait persoalan Sudin sebagai ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, kini tidak menjadi tuntutan lagi kader arus bawah, Joko menilai proses Sudin sudah ditetapkan tidak perlu diperpanjang.
“Sementara, biarkan dia memimpin, tapi partai ini tidak boleh lagi diatur-atur oleh partai lain,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, I Komang Koheri, Wakil Ketua bidang komunikasi politik memperbolehkan kader maupun simpatisan menyampaikan aspirasinya terkait kepengurusan baru.
“Kalau penyampaian aspirasi, dengan adanya pengurusan baru, keinginannya walau berbeda pendapat itu hal biasa, pak Sudin sudah sah sebagai ketua DPD PDI Perjuangan Lampung,” paparnya.
Namun dia tidak sependapat dengan pernyataan kader arus bawah PDI Perjuangan yang mengatakan saat ini PDI Perjuangan hanya dikuasai segelintir orang dengan kepentingan pribadi.
“Saya kurang sependapat, dari DPP diarahkan ibu Megawati jelas untuk keberpihakan kepada rakyat kecil, kita kan partai pemerintah buktinya saat ini program-program pro rakyat, Pak Jokowi peduli terhadap petani, jalan tol di Lampung ada saat zaman Pak Jokowi, perjuangan partai ini bukan orang perorangan,” tegasnya. (Davit)