Bandarlampung, Lampungnews.com — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen pada penutupan tahun ini. Perkiraan ini lebih tinggi ketimbang realisasi tahun sebelumnya, yaitu 4,79 persen.
“Tahun 2016 akan ditutup mungkin dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Itu memang lebih baik dari tahun lalu, tapi itu bukan suatu yang terbaik yang bisa kita lalui, kita masih bisa lebih baik lagi,” tutur Sri Mulyani dalam sambutannya di acara Economic Outlook 2017 Ikatan Bank Indonesia (IBI), Jumat (9/12).
Ia mengakui, secara umum, perekonomian Indonesia tahun ini tidak terlepas dari risiko perlambatan ekonomi global dan perdagangan global.
Tahun ini, perekonomian global diperkirakan hanya akan mencapai 3,1 persen lebih rendah dari tahun lalu, 3,2 persen. Sementara, perdagangan global juga hanya akan tumbuh di kisaran 2,6 persen.
“Biasanya, pertumbuhan perdagangan global lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global, karena perdagangan sebagai lokomotif ekonomi. Bahkan, dalam tiga dekade terakhir pertumbuhan perdagangan selalu double dari pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I, II, III masing-masing sebesar 4,91 persen, 5,18 persen, dan 5,02 persen, maka kuartal IV diperkirakan hanya akan tumbuh 4,89 persen. Angka itu turun dari realisasi periode yang sama tahun lalu 5,04 persen.
Tahun depan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi ada di level 5,1 persen. Proyeksi ini berada di kisaran proyeksi Bank Indonesia, 5 – 5,04 persen.
“Target itu adalah asumsi yang hati-hati, namun tentu tidak mengurangi optimisme,” imbuh mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.
Sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani berjanji, untuk menjadi APBN sebagai instrumen fiskal yang kredibel. Tidak hanya membantu negara mencapai target pertumbuhan ekonominya, tetapi bisa menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
“Saya berjanji, membuat APBN kita menjadi instrumen yang kredibel dan efektif,” tegasnya.
Sumber : CNN Indonesia