Bandarlampung, Lampungnews.com – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandarlampung masih cenderung fluktuatif, namun masih tinggi di kisaran harga Rp85.000 sampai Rp90.000 perkilogram karena ketersediaan jenis cabai ini masih terbatas.
Shormin, pedagang cabai di Pasar Induk Tamin mengatakan, Minggu, sejauh ini harga cabai masih naik turun namun cenderung sangat tinggi, jauh dari harga normal.
“Dari petaninya stok masih langka, banyak yang gagal panen, kita juga enggak dikasih stok yang banyak, harga pas ambil
dari petani pun masih tinggi dan belum bisa kita turunin,” Kata Shormin.
Arlinda(31), ibu rumah tangga ditemui di Pasar Wayhalim mengaku kecewa dengan kondisi harga cabai yang belum juga turun,
karena pemerintah yang tidak bisa menyiasati kenaikan harga cabai.
“Kata pedagang cabai langka makanya harganya masih belum bisa turun ya kita maklumi, Harusnya pemerintah ada cara untuk
menyiasati kondisi harga, entah dengan impor ataupun turun langsung ke petani,” harap pegawai swasta tersebut.
Dia berharap kenaikan harga cabai tidak berlangsung lama, sebab hal ini tidak hanya akan menyusahkan pemilik warung makan
namun juga ibu rumah tangga.
“Kasihan pemilik warung makan, mereka naikin harga tidak mungkin, takut pelanggan kabur. Ya harapannya semoga harga cepat
kembali normal saja,” tukas ibu satu anak ini.
Saat ini harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional masih tinggi diangka Rp60.000 sampai Rp70.000 perkilogram,
sementara cabai rawit Rp80.000 sampai Rp90.000 perkilogram.
Harga tersebut jauh lebih tinggi dibanding harga normal yang berkisar Rp30.000 perkilogram. Meski harga mahal, stok cabai
merah dan rawit di sejumlah pasar di Bandarlampung masih tersedia meski jumlahnya terbatas.
(Davit)