Bandarlampung, Lampungnews.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo mengatakan hampir 75 ribu desa memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan keuntungan Rp1 Miliar saja per tahun, maka holding BUMDes akan mendapatkan keuntungan bersih Rp75 Triliun per tahun.
Dengan keuntungan itu, optimis BUMDes mampu menjadi perusahaan yang setara dengan perusahaan kelas dunia. Pasalnya, BUMDes memiliki ribuan jaringan yang bahkan dinilai mampu mengalahkan geliat perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Sampai saat ini belum ada keuntungan BUMN yang keuntungannya mencapai Rp75 Triliun. Bayangkan, desa bisa memiliki perusahaan kelas dunia,” ujarnya , Kamis (26/01).
Menurutnya, jumlah desa sebanyak 74.910 desa memiliki keunikan masing-masing. Namun mayoritas memiliki potensi di bidang pertanian, tinggal bagaimana membentuk sebuah model yang dapat ditiru untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut.
“Terkait BUMDes ini bisa kerjasama dengan PIM (Pergerakan Indonesia Maju), karena BUMDes prinsipnya membentuk desa smart (cerdas). Pemerintah sadar bahwa sektor pertanian tidak selamanya bisa menyediakan lapangan pekerjaan. Untuk itu kita dukung juga sektor-sektor lain seperti pariwisata, jasa, industri dan sebagainya,” terangnya.
Program desa cerdas dalam hal ini digerakkan oleh PIM, yang bekerjasama dengan Kemendes PDTT dan beberapa kementerian lainnya. Menurut Menteri Eko, kolaborasi antara program desa smart dan BUMDes, akan mampu menjadi pendukung pengembangan desa di luar sektor pertanian.
“Dengan begitu pelan-pelan akan ada pengusaha-pengusaha baru yang bergerak di bidang angkutan, jasa, dan sektor lainnya. Harapannya bisa sinergi dengan Kementerian Desa untuk menjadi penggerak ekonomi di desa-desa,” harapnya.
(Kemendesa )