Pringsewu, Lampungnews.com – Banjir yang melanda Pringsewu diperkirakan menjadi banjir terparah sejak 20 tahun terakhir. Dua pekon dan ribuan rumah terendam banjir.
Pantauan Lampungnews.com, Selasa (21/2) rumah-rumah warga yang ada di Dusun 3 dan 4, Pekon Wonodadi, Gadingrejo terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter. Peristiwa yang sama juga dialami di lokasi yang sama pada Mei 2016 lalu. Penyebabnya, luapan air dari sungai dan saluran irigasi yang ada wilayah tersebut tak mampu menampung volume air limpahan dari bagian hulu Way Lima, sungai yang ada di Kabupaten Pesawaran.
“Kalau di Wonodadi sendiri ada sekitar tiga ratusan rumah yang terendam air mas,” kata Joko Nugroho, warga Wonodadi yang juga anggota DPRD Pringsewu kepada lampungnews.com.
Bahkan, meningkatnya debit air Way Bulok hingga melebihi ambang batas membuat ratusan rumah warga di Pekon Sidoharjo yang berada di bantaran sungai turut terendam. Menurut warga, peristiwa serupa pernah terjadi tahun 1997 lalu. Namun, peristiwa kali ini membuat warga lebih khawatir karena luapan air kali ini lebih tinggi. Terlebih, hingga petang luapan air belum juga surut.
“Terakhir 97, ya sudah dua puluhan tahun lalu. Tapi gak separah ini,” kata Wakiyo, warga yang tinggal di bantaran Way Bulok.
Sejumlah warga pun terpaksa dievakuasi akibat luapan air menutup akses jalan warga. Sejumlah anggota kepolisian dan TNI pun terjun memberibantuan bersama para petugas kesehatan dan relawan.
“Sekitar lima puluhan orang telah kita lakukan evakuasi, termasuk beberapa perabot rumah tangga milik warga,” kata Sekretaris BPBD Pringsewu Teguh Prasetyo.
Sementara, BPBD belum merinci berapa jumlah rumah warga yang terendam dan taksiran kerugian akibat hujan yang mengguyur daerah berjuluk Kota Bambu itu seharian.
“Masih melakukan pendataan melibatkan perangkat pekon, termasuk jumlah kerugiannya. Mungkin besok,” kata Teguh Prasetyo mendampingi Kepala BPBD Pringsewu M. Khotim. (Anton Nugroz)