Bandarlampung, Lampungnews.com – Situs Purbakala Pugung Raharjo salah satu pesona wisata arkeologi yang terletak di Kecamatan Sekampungudik Kabupatena Lampung Timur. Situs ini memiliki nilai sejarah peradaban manusia sangat tinggi, bahkan tidak kalah dengan Candi Borobudur di Provinsi Jawa Tengah.
Lokasi situs megalitik seluas 30 hektare ini lebih dikenal dengan Taman Purbakala Pugung Raharjo. Terletak sekitar 52 kilometer arah timur dari Kota Bandarlampung.
Sebelum menuju lokasi taman biasanya wisatawan bisa singgah dulu ke Rumah Informasi Pugung Raharjo. Sebuah Rumah panggung kayu yang menyimpan banyak sejarah peninggalan situs purbakala. Seperti batu prasasti dan keramik asal Dinasti Han, Sung, dan Ming. Selain itu terdapat Arca Bodhisatva “Putri Badriah” pada masa Hindu/Budha Klasik yang ditemukan di Punden Berundak Nomor 7 Situs Pugung Raharjo pada 14 Agustus 1957.
Di rumah ini pengunjung bisa melihat peninggalan prasejarah berupa Patung Type Polinesia bercirikan tradisi megalitik yang ditemukan di Gunung Langkap pada tahun 1963. Uniknya, dari patung ini terdapat mitos yang bisa dicoba pengujung. Yakni menghitung biji kalung yang berada di Patung Type Polinesia ini. Jika berhasil menghitung dengan jumlah biji kalung tiga kali berturut-turut dengan jumlah yang sama, konon permintaan si penghitung akan terkabul. Dan jumlah tersebut berhubungan dengan salah satu benda bersejarah di sana.
Usai melihat-melihat peninggalan sejarah di rumah informasi, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi utama Taman Purbakala Pugung Raharjo yang tak jauh dari rumah informasi. Disarankan bagi para pelancong agar membawa bekal makanan dan minuman sendiri, sebab di lokasi taman tidak ada satu pun pedagang makanan seperti tempat wisata lainnya.
Sesampainya di sana, tak perlu takut akan menyasar selama berkeliling kompleks tanah yang dilapisi rumput. Pasalnya, Turwidi, selaku tour guide sekaligus pengurus taman purbakala akan menemani perjalanan wisata sejarah berikut dengan cerita-cerita menarik dibelakangnya.
Selama mengelilingi taman, wisatawan harus berjalan kaki mengitari jalur yang sudah disediakan dengan hamparan kebun singkong di sepanjang jalannya. Di dalam taman ini terdapat 7 punden atau batu berundak, kolam megalitik, kompleks batu mayat, dan bukit teletubies.
Punden atau batu berundak yang dimiliki Taman Purbakala Pugung Raharjo ini berjumlah tujuh buah yang tersebar secara terpisah. Punden nomor satu sampai dengan 6 nyaris sama dan yang paling besar adalah punden nomor tujuh.
“Punden atau batu berundak ini digunakan sebagai tempat beribadah. Manusia pada saat itu sudah mengenal Tuhan. Filosofinya kenapa dibuat berundak semakin tinggi, dimaksudkan untuk semakin dekat dengan pencipta-Nya,” ujar Turiwidi.
Setelah itu wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi selanjutnya yakni Kompleks Batu Mayat. Di sini pengunjung bisa melihat tumpukan batu yang tersusun. Batu yang paling menonjol yakni batu yang berdiri tegak tepat di tengah-tengahnya. Batu tersebut yang menjadi asal muasal nama kompleks ini lantaran menyerupai mayat. Pada bagian tengah ujung batu dipahat phallus atau menyerupai alat kelamin pria.
“Dulunya komplek batu mayat ini digunakan sebagai tempat upacara. Jadi barang siapa yang ingin memiliki keturunan mengadakan upacara di sini. Makanya ada lambang seperti itu,” jelasnya.
Puas menelusuri sejarah kompleks batu mayat, wisatawan wajib mendatangi kolam megalitik ini. Dua kolam berbentuk segiempat ini konon katanya dapat membuat orang yang mandi di sini menjadi awet muda. Uniknya pada kolam ini kita bisa merasakan “refleksi” yang dilakukan ikan-ikan kecil yang hidup di kolam ini. Cukup dengan menceburkan kaki, ikan-ikan akan menggigiti kaki dan sensasi geli terasa.
Untuk masuk ke Taman Purbakala Pugung Raharjo hanya cukup membayar seikhlasnya. Pihak pengelola hanya berpesan kepada wisatawan yang hadir untuk menjaga kebersihan dan membantu mempromosikan wisata sejarah ini sebagai destinasi yang wajib dikunjungi seperti tagline Kunjungi, Lindungi, Lestarikan!.
Tulisan & foto : Reporter Lampungnews.com El Shinta