Bandarlampung, Lampungnews.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengaku sempat ragu sebelum menandatangani larangan perjalanan bagi traveller dari tujuh negara muslim yang menghebohkan dunia tersebut.
Trump mengatakan, dia sempat adu argumentasi sebelum perintah pelarangan perjalanan itu. Trump memaksa agar diberikan waktu satu bulan sebelum aturan itu diberlakukan.
Namun, argumentasi itu ditolak oleh sejumlah pejabat dan penegak hukum. Alasannya, jika ditunda bisa berpotensi Amerika kedatangan teroris.
“Penegakan hukum orang berkata kepada saya, ‘Oh, Anda tidak dapat memberikan pemberitahuan,'” kata Trump pada konferensi untuk Major Cities Association Chiefs, seperti dilansir dari cnn.com.
Pengakuan Trump tersebut sangat mengejutkan banyak pihak, mengingat gelombang protes yang telah terjadi belakangan ini.
Trump bahkan sempat menulis dalam akun twitternya, “Hanya tidak percaya hakim akan menempatkan negara kita dalam bahaya seperti itu,” katanya.
Trump juga menegaskan pemerintahannya sudah bertindak benar dengan memberlakukan urutan, yang melarang warga tujuh negara mayoritas Muslim memasuki AS selama 90 hari, semua pengungsi selama 120 hari dan tanpa batas menghentikan pengungsi dari Suriah.
“Kami melakukan hal-hal baik. Kami melakukan hal yang benar,” kata Trump.