Pringsewu, Lampungnews.com – Warga kurang mampu di Kabupaten Pringsewu berharap Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat memperluas akses informasi tentang program listrik bersubsidi supaya tidak menghalangi kesempatan warga miskin untuk mendapatkan tarif listrik murah.
“Biaya pasang waktu itu habis sekitar Rp1,3 juta dengan daya 1.300 VA,” kata warga Dusun 2, Pekon Podomoro, Kecamatan Pringsewu, Slamet Riyadi (47), di Pringsewu, Jumat (3/3).
Slamet mengaku, kartu sakti (Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera) yang dimilikinya tak bisa digunakan pada saat pengajuan 2016 lalu sebagai jaminan mendapat keringanan biaya pemasangan listrik murah.
“Sudah nyerahin syarat administrasi berikut Kartu Keluarga atau KK kok mas. Ya katanya yang 900 VA dah gak ada lagi,” kata isteri Slamet, Siti Muryana (44) menambahkan.
Beban yang ditanggung dari estimasi biaya penggunaan listrik berdaya 1.300 VA itu memaksa pasangan suami istri itu untuk berhemat penggunaan barang elektronik tiap harinya.
“Masaknya milih pake kayu mas. Kalo sudah matang baru dipindahin ke magic com(penanak dan pemanas nasi). Padahal cuma lampu sama televisi, pulsa Rp50 ribu gak sampek sebulan mas. Gimana ya mas cara turunin dayanya,” keluh ibu tiga anak itu.
Biaya pemasangan listrik murah sebelumnya diinformasikan dengan daya 450 VA dan 900 VA. Namun karena kurangnya penyebaran yang berdampak pada penyerapan informasi, membuat sejumlah warga kurang mampu tidak mengerti pencabutan subsidi listrik oleh pemerintah.
Per 1 Januari 2017, subsidi listrik yang selama ini dinikmati oleh 18,94 juta pelanggan berdaya 900 Volt Ampere (VA) telah dicabut. Subsidi listrik yang dicabut itu berkisar 82,2 persen dari total jumlah pengguna listrik 900 VA yang sebanyak 23,04 juta pelanggan. (Anton Nugroz)