Bandarlampung, Lampungnews.com – Kekuranganteladanan para elit politik beberapa waktu kebelakang disinyalir menjadi pemicu minusnya harmonisasi antarwarga di Indonesia.
Akademisi FISIP Universitas Lampung (Unila) Budi Hardjo mengatakan, ada tiga tantangan atau hambatan dalam upaya harmonisasi bangsa yakni, persoalan politik, kepentingan ideologi, dan kurangnya keteladanan dari para elit politik.
“Implementasi nilai- nilai Pancasila terganggu, bukan karena bangsa Indonesianya tidak paham, tetapi memang merujuk kepada tiga tantangan tadi terganggunya harmonisasi,” katanya saat Dialog Publik HMJ Ilmu Pemerintahan, kemarin.
Sekretaris NU Lampung Aryanto Munawar yang juga menjadi pembicara dalam dialog bertajuk Penanaman Nilai Demokrasi dan Toleransi sebagai Upaya Harmonisasi Bangsa menambahkan, para tokoh masyarakat bisa berperan dengan berdialog secara jujur, sehat dan berempati.
“Seharusnya pemerintah mengatasinya dengan musyawaran dan tdak melakukan pemaksaan lalu diperlukan mahasiswa untuk meredam disharmonisasi tersebut,” katanya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung, Muhammad Damrah Khair mengatakan, harmonisasi antar umat beragama dengan warga negara seharusnya tidak dibenturkan satu sama lain yang berakibat kesalah pahaman.
“Harmonisasi tidak bisa dicapai kalau kita sebagai pemeluk agama tidak mau mempelajari kewajiban warga negara,” ujarnya.
Kemudian, akademisi Fakultas Hukum (FH) Unila, Yusdianto mengatakan, seharusnya hukum itu menjadi panglima bukan memaksa warga negara bahkan represif dalam mengatur masyarakat apalagi urusan agama karena agama adalah salah satu hak yang tidak boleh diatur negara.
“Perlu adanya pendidikan yang berorientasi pada problem solving, kemudian pemimpin harus yang berbasis kearifan lokal, maka dari tidak akan ada kejadian permusuhan agama,” katanya. (Michella)