Bandarlampung, Lampungnews.com – Kematian lima orang pemuda asal Jabung yang menjadi terduga pelaku pembegalan dinilai penuh kejanggalan. Salah satunya yakni tidak terdengar baku tembak di lokasi kejadian.
Kepala Tim Investigasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung M Ilyas mengatakan, kematian dari kelimanya terasa janggal karena ada ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan.
“Dalam pemberitaan, polisi mengatakan bahwa mereka baku tembak. Namun, setelah tim investigasi kami mengecek lokasi, tidak ada satu pun (warga) yang mendengar suara tembakan,” jelasnya, Selasa (18/4).
Ilyas menambahkan, salah satu dari keluarga ada yang mengenali tulisan anaknya yang dijadikan kalung.
“Ada yang kenal bahwa itu tulisan anaknya beserta tulis bin-nya. Artinya mereka tidak melakukan baku tembak namun, mereka terlebih dahulu ditangkap. Ini yang kami telusuri,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan keluarga, masing-masing terduga pelaku pembegalan itu mengalami tembakan di dada, punggung, paha, perut hingga mata. Tidak hanya itu, ada juga yang mengalami jari kelingking hampir putus, pelipis pecah, patah leher dan patah kaki.
Nurhalimah (60) orangtua dari terduga pelaku bernama Saparudin (20) mengatakan, anaknya terkena tembakan yang mengakibatkan tujuh lubang di punggung dan dada.
“Saya tahu saat saya sedang memandikan anak saya. Bahwa punggung belakang ada lima tembakan dan dada ada dua tembakan. Selain itu, anak saya juga mengalami pecah di pelipis,” katanya.
Kemudian, terduga pelaku bernama Herman Efendi (18) ditembak sebanyak sembilan kali (tiga di punggung dan enam di dada), jari kelingking Herman pun nyarus putus. Lalu, Yogi Yudistira (20) terkena tembakan sebanyak dua kali di mata dan paha. Yogi juga mengalami patah kaki dan leher.
Terduga lainnya, Indra Saputra (18) ditembak sebanyak tujuh kali (enam di dada dan satu di tangan), dan Riko Aditnuryadi (17) ditembak tiga kali di bahu, dada, dan perut. (Adam)