Bandarlampung, Lampungnews.com – Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memerintahkan militer memperketat penjagaan di sejumlah objek vital usai serangan bom yang meledakkan dua gereja koptik di Mesir.
Sejumlah fasilitas yang mendapat perhatian utama adalah gereja, terutama menjelang perayaan Paskah, 16 April mendatang. Dilansir dari cnn.com (sumber), Sisi juga mengajukan adanya kondisi darurat selama tiga bulan ke parlemen dan menyatakan perang melawan para jihadis akan ‘lama dan menyakitkan’.
Kristen Koptik, yang dianut sekitar 10 persen dari populasi Mesir, kerap menjadi target serangan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelum ledakan ganda di dua gereja di Tanta dan Alexandria, Desember 2016 lalu, bom juga mengguncang gereja koptik di Kairo, menewaskan 25 orang dan melukai puluhan lainnya. Adapun ledakan ganda di dua gereja koptik tersebut menewaskan setidaknya 44 orang dan melukai ratusan lainnya.
Kelompok jihadis dan militan Islam menuding penganut Koptik sebagai pendukung kudeta militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 2013.
Usai insiden tersebut, banyak penganut Kristen Koptik yang mendapat ancaman dari jihadis. Setidaknya 40 gereja di Mesir telah jadi korban serangan, sejak lengsernya Morsi.
Namun sebelum itu, Kristen Kotik juga kerap menjadi korban penyerangan dari kelompok radikal Islam. Pada Oktober 2011 silam, sebanyak 30 orang, kebanyakan penganut Kristen Koptik, tewas di depan stasiun televisi di Kairo, dalam aksi demonstrasi berujung ricuh yang mengecam pembakaran gereja di Mesir Selatan.
Sementara, beberapa bulan sebelumnya, sebuah bom meletus di gereja Kristen Koptik di Alexandria, pada tahun baru dan menewaskan 20 orang.
Kelompok jihadis juga kerap menyebarkan video ancaman bagi para penganut Kristen Koptik.
Sisi, yang pada waktu itu merupakan panglima yang membantu melengserkan Morsi, terus meningkatkan kekuatan militer dan menuduh para jihadis menyerang Koptik untuk memecah belah negara. (*)