Bandarlampung, Lampungnews.com – Jauh dari tanah air tak menyurutkan keceriaan merayakan Hari Raya Idul Fitri bagi sejumlah WNI yang berada di negeri orang. Namun ada beberapa kekhasan Lebaran di Indonesia yang terasa hilang saat di luar negeri.
Abet Beni Handoko, warga Pringsewu yang kini sedang mengambil S2 di Universidad Carlos III The Madrid, Spanyol mengistilahkan Lebaran di negeri orang ini hanya ‘segebrakan’ saja, atau dengan kata lain, hanya Momen Idul Fitri hanya sebentar terjadi.
“Segebrakan doang bray. Halal bihalal abis itu pulang,” katanya via WhatsApp, Senin (26/6) dini hari.
Momen yang hanya sebentar itulah, kata Abet, yang sangat berbeda dibanding Lebaran di Indonesia. Jika di Indonesia halal bihalal bisa seharian penuh, di luar negeri hanya sebentar saja karena terbatas waktu.
“Beda, suasananya gak dapat kayak di Indonesia. Selain bisa di bilang muslim disini minoritas, juga lagi musim panas. Dan, WNI yang muslim disini terikat jadwal kuliah or kerja yang beda sama di Indonesia,” katanya.
Satu hal kekhasan Lebaran di Indonesia yang hilang saat tinggal di luar negeri, kata Abet, yakni ketupat tidak tersaji halal bihalal di KBRI di Madrid itu.
“Disini agak susah dapat daun kelapa muda, jadi bikin lontong aja sebagai ganti ketupat. Tapi, lauk pauk seperti opor dan rendang, semua ada,” katanya.
Untuk Lebaran tahun ini, katanya, jauh lebih berkesan. Karena Idul Fitri jatuh pada Minggu yang notabene para WNI sedang libur.
“Ini sholat Ied agak lebih rame dari tahun kemarin, selain karena animo WNI juga karena lebaran jatuh di hari Minggu. Ada sekitar 140an peserta sholat ied tadi,” katanya. (Prana)