Bandarlampung, Lampungnews.com – DPD Asosiasi Kontraktor Nasional (Askonas) dan DPD Himpunan Tenaga Ahli Indonesia (Hatsindo) menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) II, di Hotel Whiz Primer, Jum’at, (28/7). Rakerda itu membahas langkah strategis perkembangan jasa kontruksi di Provinsi Lampung.
Ketua Pelaksana Rakerda Askonas, Afrizal menjelaskan Rakerda ini bertujuan untuk membahas kerja dan langkah strategis perkembangan jasa kontruksi di Provinsi Lampung, selain itu juga untuk memperkenalkan badan usaha bagi tenaga kerja dan tenaga ahli.
“Lampung saat ini perkembangannya pesat, butuh kerjasama semua pihak, Askonas dan Hatsindo dapat bersatu dan bergandengan tangan membantu Provinsi Lampung lebih maju untuk mencapai kejayaan,” kata dia, di Hotel Whiz Prime Bandarlampung Jum’at, (28/7).
Kemudian, Askonas berupaya meningkatkan profesionalisme dan kompetensi anggota menuju asosiasi terakreditasi dalam meningkatkan pembangunan. Askonas diharapkan hadir semakin kompetitif dan profesional dalam bidang jasa kontruksi di Lampung.
Sementara itu, Ketua DPD Askonas Lampung, Mofa Caropeboka menjelaskan Askonas di Lampung telah berdiri sejak 3 tahun lalu, sementara untuk di pusat sudah 7 tahun.
Askonas sendiri merupakan wadah tempat bergabungnya perusahaan-perusahaan nasional, sementara Hastindo merupakan tempat berkumpulnya tenaga ahli, tenaga kerja Indonesia.
“Kita mempunyai asesor asesor sudah cukup banyak, ada sekitar 100 anggota dan kita berharap dengan rakerda ini tercapai tujuan kita kedepan untuk mengakreditasi Askonas di tahun 2018 mendatang,” kata dia.
Ketua Umum DPP Askonas, Rahmatullah mengatakan dasar kebijakan Askonas berdiri sesuai UU No. 2 tahun 2017 dimana apa yang menjadi spirit dan target dari UU ini untuk harus terpenuhi.
“Jasa kontruksi kita belum sesuai yang kita harapkan, Proyek-proyek besar ketemunya Hutama karya, Wijaya karya. Kita dapatnya proyek proyek kecil, jasa kontruksi kita ada kesenjangan yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Dia juga sempat menyinggung persaingan di Asia yang kalah dan tertinggal dibanding negara tetangga Malaysia.
“Bukan sekedar persaingan menang dan kalah kayak sepakbola, di Asia kita sudah cukup tertinggal dari Malaysia di jasa kontruksi, jembatan hidrolik, lihat saja pembangunan di Kucing (Daerah Malaysia). Di Eropa Jerman bisa bangun 50 lantai dibangun dalam lima bulan, yg mengerjakan robot. Kita (Askonas) patut berbangga karena urutan nomor 3 di tingkat nasional dan ini harus ditingkatkan,” jelasnya.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Adeham berharap dengan adanya Rakerda ini Askonas dapat melakukan evaluasi program kerja dan konsolidasi.
“Tahun 2017 pemerintah provinsi Lampung melakukan banyak pembangunan infrastruktur dan suprastruktur, pembangunan ini merupakan peluang jasa kontruksi, untuk pekerjaan konstruksi. Kita saat ini peringkat ke dua pertumbuhan ekonomi di bawah Bengkulu, indeks pembangunan nasional naik 63,71 menjadi 67,65,” terangnya.(Davit)