
Lampungnews.com – Puluhan warga beramai-ramai nekat berdemo dan merobohkan rumah kepala desanya saat ditinggal pergi menghadiri undangan pernikahan. Warga tersebut prihatin melihat kadesnya nempati sebuah rumah yang sudah tidak layak huni dan nyaris roboh.
Kepala Desa Cikahuripan, Cisolok Kabupaten Sukabumi, Heri Suryana atau yang biasa disapa Jaro Midun itu begitu dicintai warga karena kesederhanaanya. Rumahnya pun dirobohkan rumahnya saat ditinggal pergi menghadiri pernikahan salah satu warganya.
Ia kaget bukan kepalang saat istrinya menelepon dan mengabarkan bahwa rumahnya dirobohkan warga. Midun pun bergegas menuju rumahnya untuk memastikan kejadian tersebut dan bertanya-tanya mengapa warganya tega merobohkan tempat tinggalnya.
Setelah Kades Cikahuripan pulang ia mendapati rumahnya sudah roboh tinggal puing-puingnya di tengah kerumunan warga. Ia pun menanyakan alasan warga mengapa mereka merobohkan rumahnya.
Salah seorang warga, Ujang, menjelaskan merobohkan rumah tersebut merupakan inisiatif warga karena prihatin melihat kondisi rumah kediaman kadesnya yang sudah tidak layak huni. Ujang dan kawan kawan sengaja tidak memberitahukan niat mereka itu ke Jaro Midun.
“Kami mengumpulkan sejumlah warga dan mendatangi rumah Midun. Tanpa banyak bicara, kami pun merobohkannya dan terus dilanjutkan untuk merenovasinya,” kata Ujang.
Ujang menuturkan, awal keprihatinan warga muncul saat mereka bersilaturahim ke kediaman Kades, hari kedua lebaran lalu. Saat bersilaturahim itulah hujan deras turun dan warga pun menyaksikan rumah tersebut bocor disana-sini, nyaris di setiap sudut bagian rumah.
Saat beberapa warga mencoba membetulkan atap yang bocor, ternyata beberapa bagian kayu penopang atap sudah lapuk yang nyaris runtuh. Menurut Ujang, mereka dan kawan-kawan mengaku sedih dan terharu, kades yang banyak berjuang untuk menyejahterakan warganya, malah kediamannya sendiri nyaris roboh dan tidak layak huni.
“Sudah ratusan rumah warga yang tidak layak huni yang direnovasi berkat upaya kades menggedor bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi. Namun justru ia tidak memedulikan kondisi rumahnya sendiri,” kata Ujang, Kamis, (6/7).
Tokoh Cisolok lainnya, Yedi, menuturkan jika kades merupakan orang yang sangat perduli terhadap kemajuan desa serta kesejahteraan warganya. Sejak sebelum adanya dana desa dari pemerintah pusat, Midun sudah aktif mengajukan proposal pembangunan infrastruktur desa.
Yedi menyebut program irigasi desa, jalan desa, bedah rumah untuk warga miskin, serta memperjuangkan pelabuhan pendaratan ikan untuk kemudahan usaha nelayan di desanya. Sayangnya, perjuangan Midun membantu nelayan terbentur oleh kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkait moratorium pembangunan pelabuhan perikanan.
Sementara Kades Midun mengaku hanya bisa pasrah karena saat dirinya datang, aksi itu sudah berlangsung dan rumahnya hanya tinggal puing-puingnya saja.
Ia mengaku terharu dan sangat menghargai upaya warganya yang bergotong-royong memperbaiki rumah kediamannya, termasuk urunan pendanaan.
Hingga hari ini Minggu (9/7) rumahnya belum selesai direnovasi dan sementara Midun sekeluargapun terpaksa menumpang di rumah tetangganya.
Aksi warga ini pun saat ini menjadi viral dibagikan ribuan kali di sejumlah akun Facebook dengan berbagai tanggapan dan komentar dari warganet. (Cris)