Lampungnews.com – Kepolisian Israel memperketat keamanan di sekitar Kota Tua Yerusalem pada Jumat (21/7), sementara warga Muslim memprotes pemasangan detektor logam di masjid al-Aqsa.
Konfrontasi antara warga Palestina yang melempari batu dan polisi Israel yang menggunakan granat kejut terjadi setiap hari hingga hari ini, setelah detektor itu ditempatkan di pintu masuk ke kompleks masjid sebagai respons pembunuhan dua polisi.
Semalam, kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan untuk mempertahankan detektor logam itu.
Melancarkan protes, ratusan jemaat berkumpul di berbagai titik masuk ke Bait Suci sebelum salat Jumat. Namun, mereka tidak diperbolehkan masuk dan akhirnya beribadah di luar.
“Kami menolak pembatasan yang dilakukan Israel di Masjid al-Aqsa,” kata ulama senior Yerusalem, Mufti Mohammad Hussein dikutip dari cnnindonesia.com.
Sebelumnya, para pemuka Muslim dan faksi politik Palestina mendorong umatnya untuk melancarkan protes terhadap kebijakan baru ini. Mereka memandangnya sebagai perubahan terhadap kesepakatan yang telah berlaku selama berdekade.
Namun, menjelang sore, polisi mengerahkan unit pembatas tambahan untuk memeriksa orang-orang yang hendak memasuki Kota Tua. Di sanalah kekerasan terjadi.
Akses ke tempat suci umat Muslim itu dibatasi hanya untuk pria yang berusia lebih dari 50 tahun dan perempuan semua umur. Penghalang jalan ditempatkan di jalur-jalur menuju Yerusalem untuk menghentikan bus-bus yang membawa warga Muslim ke situs itu.
Dikutip dari Aljazera.com, tiga warga Palestina dilaporkan terbunuh dan ratusan lainnya terluka saat bentrokan terjadi dengan pasukan Israel itu.
Bentrokan ini terjadi menyusul adanya gelombang protes massa dari Palestina mengenai tindakan pengamanan Israel di Komplek Masjid Al-Aqsa.
Dalam insiden pertama salah satu korban tewas dalah pemuda Palestina Muhamd Mahmoud Sahraf (18) di Yerusalem Timur.
Otoritas Palestina juga melaporkan bahwa tiga warga Palestina dinyatakan tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat.
Dua korban tewas yang sudah jelas diidentifikasi adalah Muhamad Mahmoud Khalaf dan Muhamad Hasan Abu Ghanam.
Polisi Israel juga menembakkan amunisi, gas air mata dan peluru karet yang dilapisi karet di Palestina yang memprotes tindakan tersebut, termasuk pembatasan pria Muslim di bawah usia 50 tahun dari Bait Suci dan pemasangan detektor logam. (*)