Lampungnews.com – Ubur-ubur merupakan hewan laut yang nampak menggemaskan namun juga menakutkan. Sebab sengatan di tentakel miliknya dapat menyebabkan luka pada tubuh manusia. Di Death Valley, periset menemukan fosil dari kelompok hewan tertua tersebut.
Temuan itu menunjukkan bahwa ubur-ubur berperilaku dengan cara yang sama, kemudian dibandingkan dengan yang hidup saat ini. Namun, kondisi lingkungan pada saat itu sangat berbeda dengan sekarang.
Diketahui, Death Valley adalah lembah gurun yang panas dan terletak di California timur, lalu pada 540 juta tahun yang lalu, gurun tersebut berada di ujung benua kuno dengan pantai berpasir di sampingnya.
Dijelaskan ilmuwan baru yakni Dr. Aron Sapenfield seorang peneliti di University of California, Riverside dan rekan-rekannya menemukan sisa-sisa 13 ubur-ubur di permukaan berbatu yang luasnya sekira 10 kaki persegi.
Menurut para periset, fosil tersebut berasal dari awal periode Kambrium, di mana periode perubahan kehidupan yang mendalam di Bumi saat sebagian besar kelompok utama hewan pertama kali muncul dalam rekaman fosil tersebut.
Periset percaya bahwa ubur-ubur kuno Cambrian pernah tinggal di dekat pantai seperti ubur-ubur yang hidup di zaman ini. Namun, ubur-ubur ini diklaim sebagai fosil yang jauh lebih kuat.
Ubur-ubur Cambrian menjadi fosil diduga karena tidak adanya binatang darat pada saat itu untuk memakan jenazah mereka.
Fosil dari ubur-ubur ini juga memungkinkan mikroba di pantai untuk tumbuh dan menstabilkan pasir pantai. Sebaliknya, pasir pantai saat ini telah jauh melampaui untuk hal ini bisa terjadi.
Ubur-ubur hidup pada masa ketika kehidupan berkembang biak selama peristiwa ledakan Cambrian.
“Dengan ledakan kehidupan Kambrium, peraturan dunia berubah,” ujar Dr. Nicholas Butterfield yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Periode tersebut tampaknya menjadi waktu ketika hewan pertama kali memakan hewan lain, jadi Kambria adalah saat fosil spesies dengan tubuh lembut dan mudah dimakan menjadi kurang lazim dalam rekaman fosil.
Namun, pantai mungkin merupakan pengecualian dari tren ini, karena selama peristiwa Cambrium hewan jarang pergi ke pantai, sehingga hewan lunak yang terdampar di pantai lebih memiliki banyak kesempatan untuk menjadi fosil. Demikian dikutip dari Daily Mail, Selasa (01/8/2017).(*)