Bandarlampung, Lampungnews.com – Redaksi penulisan tagline (slogan) ‘Mustafa Gubernurku’ di iklan politik Mustafa menuai kritik. Slogan itu dianggap menafikan gubernur yang masih menjabat saat ini, Ridho Ficardo.
Banner dan baliho yang bertebaran di sejumlah titik di Bandarlampung itu dinilai kurang mencermati penyampaian pilihan kata yang tepat dan selaras.
“Mungkin atribut yang dibuat kurang diksi ‘harapan’ saja. Bisa jadi maksudnya ‘Mustafa Gubernur harapanku atau Mustafa idaman ku’. Tapi kalau hari ini dia (Mustafa) bilang Gubernur, ya tentu tidak. Ini hanya persoalan pemilihan diksi yang kurang cermat saja,” kata pengamat politik asal Universitas Lampung, Darma Puba, Selasa (1/8).
Pemilihan diksi yang tepat dari balonkada sebagai bentuk perkenalan diri ke masyarakat melalui banner atau atribut lainnya untuk menghindari kesalahpahaman atau miss persepsi ditengah masyarakat.
“Masukan dari saya untuk para calon dalam menyusun kegiatan guna mempromosikan diri dapat memilih diksi yang lebih tepat, jadi bahasa harapan itu masuk,” ungkapnya. (Davit)