Bandarlampung, Lampungnews.com – Memperingati Hari Gajah Se-Dunia yang jatuh pada tanggal 12 Agustus, World Wild Fund for Nature (WWF) bersama Himpunan Mahasiswa SYLVIA dan mahasiswa biologi Universitas Lampung menggelar kampanye selamatkan gajah di Car Free Day Tugu Adipura, Minggu (13/8).
Project Manager WWF Sumbagsel, Job Charles mengatakan, kampanye ini merupakan usaha untuk melestarikan konservasi gajah di Indonesia maupun dunia. Mengingat setiap tahunnya populasi gajah semakin menurun.
“Gajah populasinya semakin berkurang, pada tahun 2010 tercatat hanya sekitar 1.800 ekor, mungkin sekarang diperkirakan akan berkurang. Ini akibat dari degradasi hutan, perburuan, sehingga peluang hidup gajah semakin kecil. Berkurangnya populasi gajah ini bisa menyebabkan konflik gajah dengan manusia semakin tinggi,” katanya di sela-sela kegiatan kampanye.
Untuk keberadaan gajah di Lampung sendiri diketahui hanya hidup di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Taman Nasional Way Kambas. Jumlahnya pun kini semakin berkurang dari hasil survei yang dilakukan timnya beberapa waktu lalu.
“Sekarang masih dilakukan survei untuk jumlah pastinya, tapi ada pengurangan 20 persen. Tahun 2010 saat survei kita temukan sekitar 600 sampel dan kemarin kita hanya temukan 120 sampel kotoran, penurunanya sangat drastis. Apalagi kalau boleh kita tarik mundur kebelakang perburuan tahun 2015, Yongki gajah patroli mati dengan jarak 200 meter dari kandangnya, dan dari data yang kita dapatkan tahun 2016-2017, ada delapan gajah mati di TNBBS,” jelas Job.
Job menuturkan, banyak sekali penyebab dari berkurangnya makhluk darat terbesar di dunia ini. Salah satunya adalah konflik antara gajah dan manusia yang kerap terjadi.
“Gajah konflik ada banyak faktor, biasanya kebutuhan air dan makanannya, jarak dari kesukaan gajah terhadap tanaman pertanian. Makanya kami berharap sekali adanya perhatian lebih dari pemerintah dan pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan gajah maupun habitatnya,” katanya.
Job berharap, masyarakat juga bisa turut berperan aktif untuk menjaga keberadaan gajah pada habitatnya.
“Masyarakat bisa berpartisipasi, dengan menanam pepohonan, terlibat pada penanganan konflik antara gajah dan manusia, turun langsung untuk melakukan patroli. Ini cukup membantu dan tidak melakukan perburuan terhadap gajah,” tandasnya. (El Shinta)