Lampungnews.com – Ada fenomena langka yang berhasil diungkap astronom saat gerhana matahari. Shadia Habbal, peneliti astronomi dan astrofisika dari University of Hawaii, terbang dari Hawaii ke Australia utara untuk menyaksikan gerhana matahari total pada 2012.
Gerhana matahari saat itu menyemburkan gas panas. Ini merupakan hal yang tak biasa. Menurut Habbal, seperti dilansir laman berita Space, Senin, 14 Agustus 2017, semburan gas tersebut merupakan fenomena alam yang paling menakjubkan yang bisa dilihat.
Habbal tampaknya terobsesi dengan fenomena itu dan membuatnya kembali terbang ke Kenya pada 2013 saat gerhana matahari total terjadi. Dia berharap dapat melihat fenomena semburan gas panas lagi. Benar saja. Dia berhasil mengungkapnya di Kenya. Begitupun saat gerhana matahari total melintasi Indonesia pada 2016.
Menurut Habbal, semburan gas panas tersebut terjadi karena angin matahari. Angin ini mengalir dari permukaan matahari dan memuntahkan material ke antariksa. Selama gerhana matahari total, semburan gas tersebut dapat disaksikan dengan jelas.
“Gerhana matahari total adalah satu-satunya cara untuk mempelajari angin matahari,” kata Habbal. Bagi dia dan penelitia lainnya, gerhana matahari total memberikan sumber penelitian yang kaya.
Sumber radiasi, misalnya. Ledakan material di atmosfer matahari bisa mengirimkan partikel energi yang bisa melayang ke bumi. Kabar buruknya, partikel tersebut bisa bertabrakan dan merusak sistem elektrolit di dalam satelit.
Habbal menjelaskan, ancaman tersebut berpotensi melumpuhkan jaringan komunikasi hingga ekonomi global. Selain itu, ledakan matahari yang disebut coronal mass ejections (CMEs) alias ledakan partikel massif korona bisa melontarkan sejumlah partikel bermuatan ke medan magnet bumi dan menembus permukaan planet.
Hal itu pernah terjadi pada 1989. Fenomena CMEs mematikan seluruh listrik ke seluruh kawasan Quebec, Kanada. Butuh 12 jam untuk memulihkannya kembali. Bagian Amerika Utara lainnya melaporkan lebih dari 2.000 masalah komunikasi dan listrik pada hari yang sama.
Habbal berharap, dengan mempelajari matahari bisa membantu memprediksi cuaca matahari dan menyelematkan manusia dari bencana yang timbul darinya(*)
Sumber : tempo.co