Bandarlampung, Lampungnews.com – Menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) 2018, sejumlah bakal calon gubernur (bacagub) mulai melancarkan ‘serangannya’. Biasanya bacagub mulai mencari simpati masyarakat dengan berbagai cara, seperti menggandeng anak muda dan komunitas, atau dengan menggelar kegiatan yang menyedot ribuan massa.
Lain halnya dengan ‘serangan’ ala Herman HN, yang merupakan salah satu bacagub yang namanya paling kuat digadang-gadang bakal maju diperebutan BE 1. Sosoknya dikenal sering datang menghadiri undangan pernikahan maupun khitanan warga, serta rajin mengirimkan papan bunga ucapan.
Disinggung apakah cara ini merupakan salah satu taktiknya mencuri hati masyarakat Sai Bumi Ruwa Jurai, Herman menepis anggapan tersebut. Menurutnya, ia belum mengambil ancang-ancang bersosialisasi sebagai calon gubernur Lampung.
“Nggak, saya belum sosialisasi ke kabupaten dan kota di Lampung kok. Masih lama itu. Saya selama ini turun ke lapangan kan untuk melayani masyarakat Bandarlampung kok. Lihat sajalah dari dulu bagaimana saya bekerja, selalu turun ke lapangan. Saya turun karena rakyat Bandarlampung memang harus ditemui, mereka yang memilih saya dari dulu,” kata Herman, kemarin.
Lihat juga: Geliat Pilgub Lampung 2018, Mulai dari Karangan Bunga sampai Nobar Kekinian
Seperti pepatah lama, ‘Lain ladang lain belalang’, Herman tidak mau ikut gaya Bupati Lampung Tengah, Mustafa yang belakangan mulai menggandeng anak muda dan komunitas.
“Saya dekati semua kok. Kan yang memilih nanti tua dan muda. Kalau pemuda saja, tahu-tahunya pemudanya pada tidur semua, ya repot nanti saya. Makanya deketin semua untuk nyoblos ditanggal 27 Juni 2018 nanti,” ungkapnya.
Herman juga mengaku tak masalah dengan ‘serangan’ dari Arinal yang juga belakangan terakhir rajin menggelar acara senam, jalan sehat, hingga wayangan. Ia bahkan memberikan izin kepada saingannya itu untuk mengadakan acara di Bandarlampung.
“Ya buktinya Arinal mengadakan acara jalan sehat kemarin dan katanya mau wayangan juga saya nggak masalah, saya kasih izin kok. Tapi kalau partai-partai nggak boleh. Saya tergantung orangnya, kalau orangnya baik, bersaingnya sehat pasti saya kasih izin. Saya membiarkan rakyat sendiri yang menilai,” tandasnya. (El Shinta)