Bandarlampung, Lampungnews.com – Tur ke Gunung Anak Krakatau (GAK) yang menjadi agenda utama Festival Krakatau sempat dinyatakan batal oleh panitia. Event Organizer (EO) mengaku tidak mendapatkan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Salah satu peserta tur GAK, Tampan Fernando mengatakan, kondisi itu baru diketahui saat para peserta tur menginap di Pulau Sebesi. Rencananya, para peserta akan menginap di pulau itu lalu baru keesokan pagi naik ke GAK. Malam hari, EO membatalkan tur naik gunung tersebut.
Menurut Tampan, akibat pembatalan sepihak itu para peserta protes karena tidak diberitahu sebelumnya. Menurutnya, EO beralasan GAK sedang dalam keadaan Siaga 1.
“Peserta sempat marah dan hampir saja EO menjadi bulan-bulanan peserta. EO pada kabur semua entah kemana, akhirnya dapat satu orang diminta untuk menjelaskan. Setelah diusut, ternyata EO belum mendapatkan izin dari BKSDA,” katanya.
Tampan menambahkan, setelah melalui perdebatan panjang dengan panitia. Peserta akhirnya diperbolehkan naik dengan catatan hanya sebentar saja berada di atas.
“Katanya boleh naik tapi nggak lama-lama, foto-foto setelah itu langsung pulang. Terus nggak usah eksplore kemana-mana, harus ikut jalur yang ditentukan dengan BKSDA, siapa yang lama ditinggal,” ujar Tampan meniru perkataan panitia.
Pelarangan naik Gunung Anak Krakatau dibenarkan pihak BKSDA Lampung. Menurut Fungsional BKSDA Seksi Konservasi Wilayah 3 Lampung, Saturnino, dalam PP No 28 Tahun 2011 disebut bahwa GAK merupakan cagar alam dan hanya boleh dinaiki untuk penelitian dan pengembangan pengetahuan.
“Festival ini kan sifatnya wisata, jadi kami hanya memperbolehkan peserta melintasi GAK di atas kapal tidak menepi. Peraturan ini memang mulai dipertegas tahun ini, karena untuk melindungi cagar budaya, jangan sampai masyarakat mengira ini tempat wisata dan akhirnya dijadikan tempat wisata massal,” jelasnya. (El Shinta)