Bandarlampung, Lampungnews.com – Setelah kisruh para tukang ojek atas kehadiran ojek online, kini para sopir angkutan kota (angkot) turut berdemo. Hari ini (29/9). Angkot jurusan Rajabasa – Tanjungkarang mogok menarik penumpang sebagai bentuk penolakan atas kehadiran taksi online di Terminal Rajabasa.
Para sopir angkot merasa pendapatan mereka menurun. Pasalnya, penumpang mulai sepi dan beralih ke taksi online yang menggunakan kendaraan pribadi.
“Kami mau makan apa, angkot sepi, eh gojek sama taksi online bretabur dimana-mana,” ucap Anton, salah satu sopir angkot.
Dirinya menuturkan, sebelum transportasi berbasis daring merajai jalan Bandarlampung, setidaknya Anton dan kawan-kawan mampu membawa pulang uang sekitar Rp. 100 ribu, termasuk sudah membayar setoran angkot ke juragan sebesar Rp 120.000. Kini ia dan keluarganya harus sedikit mengencangkan ikat pinggang, karena sehari hanya mampu membawa uang sekitar Rp 40 ribu sesudah membayar sewa angkot ke juragan.
“Pulang bawa duit Rp 40 ribu mana cukup buat anak istri saya,” keluhnya.
Rekannya Ozi Saputra (36) warga Kelurahan Rajabasa, meminta kepada pihak terkait agar transportasi berbasis online dihentikan, dan dilarang beroprasi.
“Sudah sejak sebulan ini sepi, mau bayar kontrakan dan makan anak, gimana caranya,” kata Ozi.
Ia berharap satker terkait segera mengambil kebijakan demi keberlangsungan hidupnya dan ratusan supir angkot lainnya.
“Jurusan Rajabasa ini ada sekitar 200 angkot, kami entah sampai kapan nggak narik, pengennya ada keadilan,” papar pria itu.
Terlihat anggota satuan lalulintas Polresta Bandarlampung berjaga-jaga dilokasi, hingga kini aksi mogok tersebut masih terus berlangsung. (El Shinta)
Kalau angkot mogok toh rakyat ga rugi to