Bandarlampung, Lampungnews.com – Kedatangan bakal calon gubernur (bacagub) Lampung, Arinal Djunaidi di Desa Simbarwaringin, Lampung tengah bak mega bintang, Sabtu (19/08) malam.
Dengan memberikan hiburan wayang kulit semalam suntuk yang didalangi Dalang Kondang yang juga Bupati Tegal Ki Enthus Susmono.
Sekitar pukul 21:00 Ketua DPD I Golkar Lampung dan rombongan tiba di lokasi. Arinal Djunaidi saat memasuki tenda berukuran raksasa disambut nyanyian ‘Arinal Siapa Yang Punya. Ribuan warga yang menunggu kedatangan Arinal Djunaidi dan rombongan pun berebut bersalaman dan meminta berfoto bersama orang nomor satu di Golkar Lampung ini.
Arinal pun berkeliling menyalami wargadan meladeni warga yang memintanya berfoto. Diketahui, setiap menyapa warga Arinal Djunaidi selalu memberi hiburan wayang kulit dengan didalangi Dalang Kondang Ki Enthus Susmono.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini, warga tak hanya disuguhkan hiburan saja, namun tim Jaringan Arinal Djunaidi Berkarya (JAYA) juga menyiapkan dorprise seperti pagelaran wayang kulit sebelumnya, berupa 3 motor, 3 ekor kambing uang tunai Rp 1 juta untuk 5 orang pemenang dan Rp 500 ribu untuk 10 orang pemenang yang beruntung.
Ketua DPD I Partai Golkar Lampung ini mengajak masyarakat Desa Simbarwaringin dan sekitarnya untuk meneguhkan tekad, menjunjung tinggi kecintaan pada Negara Kecintaan Republik Indonesia (NKRI) dan mengisi kemerdekaan dengan ilmu pengetahuan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan.
“Kita harus bersatu. Kalo tidak kita akan tercerai berai. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Persatuan ini tidak boleh diabaikan,” kata Arinal di hadapan ribuan warga diiringi tepuk tangan.
Mantan Sekdaprov Lampung ini mengapresiasi kekompakan yang diciptakan warga Simbarwaringin dan sekitarnya. Dia menjelaskan dalam suasana peringatan kemerdekaan HUT RI ke-72, terlihat jelas jika warga setempat sudah merasakan kemerdekaan sepenuhnya.”Nampak sekali wajahnya ceria. Berarti kita sudah mneikmati kemerdekaan,” kata dia.
Mantan Kadis Pertanian Lampung ini mengajak semua pihak untuk menghargai jasa para pahlawan bangsa, banyak ratusan ribu nyawa yang hilang dan butuh waktu ratusan tahun untuk merebut kemerdekaan dari penjajah.
“Tidak mudah merebutkan kemerdekaan. Karena memerlukan pikiran, tenaga dan pengorbanan ratusan ribu nyawa. Saat ini kita tidak berpijak dengan pengorbanan, namun dengan mengisi kemerdekaan,” ujarnya. (*/Davit)