Bandarlampung, Lampungnews.com – Nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI yang digelar di Bumi Perkemahan Ragunan (Buperta) Jakarta Selatan, Sabtu (23/9) bersama Rumah Media di penuhi ratusan pelajar dan mahasiswa serta berbagai perwakilan dari organisasi kemasyarakatan.
Tingginya antusiasme penonton membuat lapangan Buperta penuh sesak, meski harus duduk di atas rumput dari anak-anak hingga orang dewasa tampak bergabung dalam acara nonton bareng tersebut.
Direktur Rumah Media dan Sutradara Film mengatakan, bahwa pihaknya sengaja memutar Film itu berdurasi relatif pendek, karena sebagian adegan yang dinilai mengandung unsur kekerasan tidak ditayangkan.
Menurutnya, pemutaran film ini dinilai penting untuk menambah pengetahuan sejarah sekaligus mengingatkan generasi muda akan bahaya komunisme yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.
“Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat. Ini sangat penting sebagai pengetahuan sejarah. Kalau nanti ada yang mau bangkit (PKI) sama saja melanggar ketetapan MPR yang menyatakan itu dilarang,” kata Roy yang menjadi narasumber saat menjelaskan secara detail pentingnya Film tersebut.
Sebagai Sutradara dari didikan Jajang C. Noor dan Arifin C. Noor dari Film G 30S PKI, meminta semua pihak diminta menanggapi positif acara nonton bareng (nobar) yang diselenggarakannya. Sejarah bangsa ini penting agar tidak terlupakan, terutama bagi generasi muda.
Roy mengatakan, pesan Presiden pertama Indonesia, Soekarno harus diingat agar tidak melupakan sejarah. Apalagi, kata dia generasi muda sekarang banyak yang melupakan sejarah tersebut. “Nobar tentang PKI itu penting, supaya sebagai bangsa ini tidak lupa sejarah,” umgkapnya.
Menurutnya substansi dari film tersebut adalah kekejaman dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia menambahkan, jika ada bagian film tersebut yang kontroversi, sebaiknya diluruskan. “Jangan juga yang sudah terdokumentasikan, kemudian dianggap semua tidak benar. Malah mengaburkan nilai sesungguhnya,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Setwil FPII DKI Jakarta, Haris Supriono mengapresiasi dan mendukung peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya laten komunisme. Hal ini, menurutnya, ditunjukkan dengan animo masyarakat untuk memutar kembali, atau nonton bareng film G30S/PKI di berbagai daerah.
Bahkan, kata dia, TNI AD ikut menginstruksikan jajarannya dengan mempasilitsi semua keperluan untuk menggelar nonton bareng film berlatar sejarah kekejaman PKI jelang Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober mendatang.
“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung acara nobar ini, terutama kepada jajaran TNI AD yang menyelenggarakan nobar film G30S/PKI, dengan mengajak masyarakat luas untuk ikut menonton,” ujarnya. (*)