Bandarlampung, Lampungnews.com – Korban meninggal dalam peristiwa ambruknya penyangga jembatan (girder) flyover tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati dipastikan karyawan PT Waskita Karya.
Kepastian itu disampaikan Kepala Proyek Tol Pasuruan-Probolinggi, Kadek Oka Swartana dalam keterangannya tertulisnya, Minggu (29/10).
“Yang meninggal Heri Sunandar (27 tahun) asal Kalimantan Timur, karyawan PT Waskita Karya sebagai mekanik,” ujarnya seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Selain korban jiwa, ia menjelaskan, karyawan PT Waskita Karya juga mengalami luka-luka sebanyak dua orang. Mereka adalah Sugiyono (47 tahun) asal Probolinggi, sopir pick up mengalami luka patah pada kaki.
Sementara Nurdin (35 tahun) asal Sumatra Selatan, kru PT Pancang Sakti sebagai tukang las mengalami luka pada punggung.
Kadek Oka menjelaskan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah terkait karyawannya yang menjadi korban ambruknya girder flyover tol yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) itu.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mulai 2016 menggarap proyek tersebut dengan nilai kontrak Rp2,9 triliun dan memiliki panjang ruas 31,3 km. Pembangunan proyek terdiri dari tiga seksi. Seksi 1 sepanjang 8 KM melewati Grati-Nguling, Seksi 2 perbatasan Nguling, Pasuruan-Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 km dan Seksi 3 Sumberasih-Leces sepanjang 17,3 km.
“Saat ini progres fisik pekerjaan proyek adalah sebesar 46,6 persen dari Rencana sebesar 50,9 persen,” ujar Kadek oka.
Ia mengungkapkan, pemasangan empat girder pembangunan flyover, yang akan menghubungkan Desa Plososari-Desa Cukurgondang, pengganti jalan kabupaten itu, dilaksanakan selama dua hari.
Pada Sabtu (28/10), pengerjaan dimulai pukul 13.44 WIB berlokasi di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati Pasuruan telah dilakukan pekerjaan erection tiga girder sepanjang 50,8 m dan sudah dilakukan pemasangan bresing dengan menggunakan dua crane masing-masing kapasitas 250 ton dan 150 ton.
Pada Minggu 29 Oktober 2017 mulai pukul 09.00 WIB, dilanjutkan erection satu girder keempat. Saat girder keempat sudah pada posisi bearing pad dan akan dilakukan pemasangan bracing, girder keempat tiba-tiba goyang menyentuh girder lain sehingga menyebabkan keruntuhan.
“Girder ke-4 sudah berada diposisi bearing pad, kemudian pada saat akan diberi perkuatan (bracing), kemudian girder ke-4 tiba-tiba goyang menyentuh girder lain sehingga menyebabkan keruntuhan dan upaya pencegahan waskita ke depannya adalah terus mengkaji dan memperbaharui seluruh aspek K3LMP dalam melakukan pekerjaan,” kata Kadek Oka menjelaskan. (*)