Bandarlampung, Lampungnews.com – Dewi Aprilia (11) tewas setelah tenggelam saat berenang di Kolam Renang Pahoman, Minggu (22/10) sekitar pukul 12.00 WIB. Hingga kini belum diketahui pasti penyebab gadis kecil ini tenggelam.
Ibunda Dewi, Puput Putriani mengatakan, putri bungsunya itu memang sudah berniat akan berenang bersama teman-temannya sejak Kamis lalu. Puput sempat tidak memberikan izin lantaran takut tidak ada orang dewasa yang akan mengawasi anaknya saat berenang.
“Dia bilang ke saya ‘Mak, April mau berenang sama teman, karena ada yang bawa orang tua. Nggak lama bilang lagi kalau kawannya nggak jadi, tapi dia tetap ngotot mau berenang hari ini juga. Akhirnya saya bilang ke bapaknya supaya ikut mengantar dan menemani April berenang, karena sudah banyak kejadian buruk di sana,” kata Puput saat ditemui di rumah duka di Jalan Dr. Harun II Gang. Agus Salim, Kota Baru Tanjungkarang Timur.
Puput menuturkan, suaminya Mis Wanto sempat meninggalkan anaknya untuk mencari kopi. Saat itu Apri sedang beristirahat makan siang.
“Kan jam 12 siang waktunya makan, bapaknya pergi sebentar beli kopi. Sudah dipesenin jangan kemana-mana, cuma memang si April anaknya agak ngeyel kalau dikasih tahu. Waktu suami saya kembali anaknya sudah nggak ada. Saya dikabarin katanya anaknya sudah mengapung,” tuturnya.
Bibi Dewi, Rini Piati mengatakan, ia dan kakaknya mendapatkan telepon sekitar pukul 13.00 WIB. Namun tidak dijelaskan kondisi April saat itu.
“Nggak tahu masih hidup atau pingsan. Saya sempat ke kolam renang tapi sudah dibawa ke Rumah Sakit Bumi Waras, akhirnya saya menyusul ke sana dan ternyata sudah meninggal. Dari keterangan yang bawa ke rumah sakit, April sempat kejang dan muntah. Saya lihat juga kondisi tubuh April dipenuhi muntah dan busa dari bagian hidungnya, bibirnya sudah biru,” paparnya.
Rini yang cukup dekat dengan korban mengaku tidak mendapat firasat apapun. April dikenal sebagai sosok yang ceria.
“Nggak ada firasat apa-apa, karena memang anaknya suka berenang. Saya malah sempat bercandaan sebelum April berangkat, ‘ngapain sih berenang, mending di rumah makan ayam’. Tapi dia tetap mau berenang,” jelasnya.
Rini berharap, kejadian yang menimpah keponakannya ini tidak terjadi ke anak-anak lainnya. “Saya harap tidak ada yang mengalami lagi kejadian seperti ini, cukup kami saja. Kasihan bapaknya sangat terpuku, daritadi pingsan,” tutupnya. (El Shinta)