
Bandarlampung, Lampungnews.com – Warga Way Kunyir, Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, digegerkan dengan kabar harimau yang berkeliaran di perkebunan milik warga. Tak tanggung-tanggung, empat harimau turun gunung ke pemukiman warga yang disaksikan banyak mata.
Menanggapi kabar tersebut Kepala Seksi Wilayah III BKSDA Bengkulu-Lampung, Teguh Ismail, mengatakan pihaknya memang telah mendapatkan adanya laporan mengenai harimau yang masuk ke pemukiman warga.
“Sudah ada laporan tapi kita belum ke lokasi. Rencananya besok kita akan ke sana,” kata Teguh, Kamis (14/12).
Dirinya menuturkan, hingga saat ini belum menemukan bukti konkrit keberadaan harimau ini. Sebab, data yang terkumpul baru sebatas keterangan warga.
“Sementara ini belum ditemukan bukti misalnya berupa tapak kaki harimau atau satwa yang mati karena diterkam harimau. Baru sebatas keterangan warga yang melihat,” tutupnya.
Sementara Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, Hendrawan, mengatakan keberadaan harimau ini bukan hoax, mengingat Harimau Sumatra termasuk jenis hewan yang dilindungi.
“Kalau itu benar harimau Sumatra, maka harus dipastikan kembali, mengingat status harimau Sumatera itu dilindungi,” ungkap Hendrawan.
Menurutnya, jika keberadaan Harimau Sumatra benar ada dan menunjukkan dirinya ke warga, ini menjadi hal yang menarik.
“Artinya habitat harimau ini mulai terdesak, jadi ada pun harimau bisa keluar dari habitatnya karena tempat bermainnya mulai terancam, bisa jadi lingkungannya berubah menjadi perkebunan dan perumahan. Kurangnya sumber makanan bisa membuat harimau keluar dari lingkungannya, nah pertanyaannya apakah itu Harimau Sumatra atau tidak,” katanya.
Hendrawan berharap harimau ini dipastikan kembali ke habitatnya, sebab jarang adanya temuan harimau di wilayah Pagelaran, meski wilayah tersebut tidak jauh dari hutan lindung register 39.
“Pemerintah harus memastikan hal tersebut, agar hewan lindung tersebut tidak diburu masyarakat dan juga jangan sampai mengancam masyarakat, ini untuk keselamatan harimau dan warga,” tutupnya. (El Shinta)