Bali, Lampungnews.com — Seorang turis dari Selandia Baru curhat di Facebook soal pelecehan seksual yang dilakukan pegawai hotel di Bali. Curhatannya pun jadi viral di medsos.
Adalah Aneta Baker, seorang turis bule dari Selandia Baru yang mengungkapkan kasus ini di media sosial. Aneta curhat panjang lebar di laman Facebooknya soal kelakuan salah satu oknum pegawai hotel di Bali yang sangat tidak patut untuk ditiru.
Aneta mengunggah file video dan foto pegawai hotel di Bali yang melecehkannya. Sampai saat ini, unggahan Aneta tersebut sudah dibagikan hingga 13 ribu kali.
Dikutip dari detikTravel, Minggu (4/2/2018), dalam video berdurasi 8 menit dan 25 menit tersebut, dengan gamblang, pegawai hotel yang tidak disebutkan identitasnya ini meminta Aneta untuk melakukan ‘blowjob’ agar uangnya bisa di refund.
Kata-kata permintaan ‘blowjob’ ini keluar dari mulut pegawai hotel di detik ke-9 dalam video tersebut. Dalam video tersebut, Aneta dan pegawai hotel pria ini telibat perbincangan soal permintaan refund uang hotel.
“Di malam terakhir ketika saya dan teman hendak check out, saya meminta refund ke hotel karena sudah dicharge untuk satu malam yang kami tidak pesan. Itu adalah miskomunikasi saat booking, jadi kami memeriksa apakah opsi refund itu ada,” tulis Aneta di Facebook.
Pegawai hotel beralasan bahwa refund dari hotel sulit untuk dilakukan. Sehingga dia memberikan penawaran seks oral tersebut pada Aneta, demi bisa meminta refund uangnya, meski itu dari kantong pribadi si pegawai hotel.
Tapi tentu saja permintaan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Aneta. Aneta menuntut untuk berbicara pada manajer hotel, dan melaporkan tindakan pelecehan yang dilakukan oleh oknum hotel tersebut.
Oleh pihak hotel, laporan Aneta langsung ditangani oleh General Guest Service Manager Hotel dan atasannya yang bertugas. Pihak hotel pun meminta maaf atas kelakuan oknum pegawainya dan memastikan orang tersebut tidak akan bekerja lagi keesokan harinya.
“Ini bisa terjadi kepada siapa saja. Saya mengunggah ini sebagai peringatan. Saya menikmati waktu liburan di sini, jadi saya tidak untuk menyebut nama dan menjelek-jelekkan hotel. Ini murni kelakuan individu. Tidak ada seorang pun yang boleh mengalami hal ini lagi. Saya cukup senang ini terjadi pada saya, karena saya bisa menyuarakan mereka yang tidak bersuara. Saya bisa bicara untuk mereka yang merasa tidak bisa bicara. Saya mendukung kalian,” tulis Aneta. (*)