Bandarlampung, Lampungnews.com — Setelah data 87 juta penggunanya digondol Cambridge Analytica, Facebook kembali ‘kebobolan’ oleh firma analisis data lain yang sukses meraup informasi user mereka.
Facebook mengumumkan bahwa pihaknya telah memboikot firma analisis data bernama CubeYou. Hal ini dilakukan setelah mereka diketahui melakukan pengumpulan data mengenai pengguna jejaring sosial tersebut melalui kuis bernama ‘You Are What You Like’.
CubeYou ketahuan memberikan alasan palsu terhadap tujuan pembuatan kuis tersebut. Awalnya, mereka menyebutkan kuis tersebut ditujukan untuk kebutuhan riset bagi lembaga pendidikan nirlaba. Nyatanya, CubeYou justru membagikan data yang telah dikumpulan pada para pemasar untuk mendorong penjualan produk mereka.
Dalam mengumpulkan informasi mengenai pengguna Facebook, firma tersebut bekerja sama dengan peneliti dari Psychometrics Lab di Cambridge University, Inggris. Menariknya, bukan Facebook sendiri yang menyadari kecurangan dari CubeYou tersebut.
CNBC menjadi pihak pertama yang menemukan tanda-tanda mencurigakan oleh firma analisis data tersebut. “Kami berterima kasih kepada CNBC yang mengangkat kasus ini ke permukaan,” ujar Ime Archibong, Vice President of Product Partnership Facebook.
“Ini merupakan masalah yang serius dan kami telah menagguhkan CubeYou dari Facebook selagi kami melakukan investigasi terhadap mereka. Jika mereka menolak atau gagal lolos dari audit, aplikasi mereka akan diblokir dari Facebook,: katanya menambahkan.
Untuk melakukan investigasi tersebut, Archibong menyebutkan pihaknya akan bekerja sama dengan Information Commissioner’s Office, lembaga penjamin informasi asal Britania Raya. Kolaborasi keduanya dimaksudkan untuk memperdalam seberapa jauh perkembangan dari aplikasi yang digunakan oleh CubeYou untuk mengumpulkan data pengguna Facebook.
Menariknya, skenario yang digunakan oleh CubeYou sangat mirip dengan cara Cambridge Analytica untuk meraup data tak kurang dari 87 juta pengguna Facebook. Sebagaimana diketahui, firma tersebut memanfaatkan jutaan informasi tersebut sebagai usaha pemenangan Donald Trump di pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 lalu.
Dalam mengumpulkan data milik 87 juta pengguna jejaring sosial tersebut, Cambridge Analytica juga memanfaatkan kuis kepribadian bernama This Is Your Digital Life. Kedua aplikasi milik pasangan firma tersebut pun sama-sama dirancang oleh Aleksandr Kogan, akademisi dari Cambridge University.
Sebelumnya, Facebook juga baru saja memboikot firma data asal Canada bernama AggregateIQ (AIQ) untuk sementara waktu karena mereka diduga memiliki hubungan dengan induk perusahaan dari Cambridge Analytica, yaitu Strategic Communication Laboratories (SCL).
Tidak hanya itu, AIQ pun merupakan pelaksana kampanye digital dalam menyukseskan usaha Britania Raya untuk keluar dari Uni Eropa, atau dikenal dengan aksi Brexit.(*)
Sumber : detik.com