Bandarlampung, Lampungnews.com —Presiden Jokowi menyindir gerakan #2019GantiPresiden yang masif, salah satunya disalurkan melalui pembuatan kaus. Apa respons PKS?
“Ya kalau menurut beliau kausnya nggak bisa ganti presiden, ya tidak perlu risau,” ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid kepada wartawan, Sabtu (7/4/2018).
Jokowi sebelumnya sangsi gerakan #2019GantiPresiden lewat kaus bisa mengganti presiden. PKS sebelumnya telah berulang kali menyatakan gerakan itu konstitusional. Mereka akan mewujudkan pergantian presiden lewat jalur Pilpres 2019.
Bagi Hidayat, Jokowi memang seharusnya tidak risau atas gerakan #2019GantiPresiden. Menurutnya, Pilpres 2019 sudah diatur di UU Pemilu, melalui aturan tentang syarat pengajuan calon presiden yang memungkinkan ada calon lawan Jokowi untuk memperebutkan kursi RI-1. UU Pemilu mengatur syarat ambang batas capres sebesar 20-25%.
Untuk diketahui, gerakan #2019GantiPresiden dipopulerkan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
“Memang ini kegiatan tidak perlu dipersepsikan sebagai sesuatu yang inkonstitusional. Ini kan sama saja dengan yang membuat hashtag Jokowi dua kali dan pada tingkat sisi legal demokrasi, menyukseskan Pemilu 2019, dua-duanya adalah harapan rakyat Indonesia,” sebut dia.
Sindiran untuk #2019GantiPresiden itu dilontarkan Jokowi saat menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, siang tadi. Jokowi mengatakan yang berhak mengganti presiden adalah rakyat. Tentu semua itu juga atas kehendak Allah SWT.
“Kalau rakyat berkehendak bisa, kalau rakyat nggak mau bisa. Yang kedua, ada kehendak dari Allah SWT,” katanya yang disambut tepuk tangan relawan.
“Masak pakai kaus itu bisa ganti presiden? Nggak bisa,” tambahnya. (*)
Sumber : merdeka.com