Jakarta, Lampungnews.com — Palari Films menggelar acara Peluncuran Trailer dan Poster Aruna dan Lidahnya pada Kamis (09/08/18) di Plaza Indonesia,Jakarta, yang akan diliris pada tanggal 27 September mendatang.
Film yang bertemakan kuliner, persahabatan, cinta dan konspirasi ini dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Oka Antara, Hannah Al Rashid, dan Nicholas Saputra.
Selain itu, film ini mengambil lokasi syuting di 5 kota di Indonesia yaitu Surabaya, Pamekasan (Madura), Pontianak, dan Singkawang. Film ini digarap oleh Edwin, Skrenario ditulis oleh Titien watimena, Produser Meiske Taurisia dan Muhammad Zaid. Pengarah Sinematografi, Amalia TS.
Aruna dan Lidahnya diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Laksmi Pamuntjak yang baru saja diluncurkan ulang sampul barunya pada tanggal 3 Agustus lalu. Aruna dan Lidahnya adalah cerita mengenai Aruna (Dian Sastrowardoyo) yang ditugaskan bekerja keliling ke empat kota Indonesia sambil berpetualang kuliner bersama kedua temannya, Bono (Nicholas Saputra), dan Nad (Hannah Al Rashid).
Aruna seorang epidemiologist yang terobsesi dengan kuliner—dan kedua sahabatnya yang berkeliling Indonesia dalam rangka menyelidiki wabah flu burung. Namun, selama perjalanan, mereka justru menemukan sisi lain dari kelezatan kuliner nusantara.
Saat menjalani tugasnya, Aruna bertemu dengan mantan rekan kerja yang pernah ia sukai yaitu Farish (Oka Antara) sehingga keempatnya teribat dalam perjalanan pernuh percakapan yang mengungkapkan kisah kehidupan dan rahasia terpendam.
Selain itu film ini juga menyajikan sepenggal kisah perjalanan manusia yang sedang dalam proses menemukan jawaban dalam hidupnya dan dikemas dengan berbagai lokasi kuliner nusantara di Indonesia, makanan yang akan hadir diantaranya Lorjuk (makanan khas Pamekasan), Bakmi Kepiting (Pontianak) sampai Nasi Cumi (Surabaya).
Sutradara film Aruna dan Lidahnya, Edwin mengatakan bahwa nantinya film ini akan mengandung banyak dialog yang dalam namun dibawakan dengan ringan, setiap karakter yang berbeda menunjukkan bahwa adanya keragaman pendapat dapat bertemu di satu meja.
“Saya tertarik untuk memfilmkan buku ini karena ada relasi antara makanan dan manusia di sekitarnya dimana saling mempengaruhi satu sama lain. selain itu banyak ragam detail persis seperti makanan Indonesia yang mempunyai kekayaan bumbu dan jenis masakannya” tutur Edwin. (Michell)