Bandarlampung, Lampungnews.com —Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin yakin bahwa #2019GantiPresiden adalah gerakan makar. Menurutnya, gerakan itu berarti per tanggal 1 Januari 2019, presiden harus diganti.
“Maka #2019GantiPresiden itu dimaknai bahwa pada tanggal 1 Januari 2019 pukul 00.00 ganti presiden. Hati-hati, itu yang saya sebut dengan makar. Makar ganti itu kata kerja, bahasa Arabnya adalah fi’il amar. Fi’il amar itu perintah dengan segala cara dipakai untuk menggantikan presiden. Itulah saya bilang amar itu makar,” ujar Ngabalin kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).
Ia menambahkan, narasi yang dipakai dalam gerakan tersebut cenderung bersifat ingin menggulingkan pemerintahan sekarang. Narasi-narasi tersebut yang dinilainya tidak mendidik
“Anda menggunakan tata cara, tidak beradab, punya peradaban rendah, tidak melatih publik dalam berdemokrasi padahal kita punya tanggung jawab memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana orang berdemokrasi. Tanggal 17 April itu pemilihan presiden diatur dalam regulasi sebagai pemilihan presiden, bukan menggantikan presiden. Hati-hati,” kata Ngabalin.
“Jadi, kalau mau berkuasa nggak apa-apa, tapi jangan kebelet. Tidak memberikan pendidikan kepada masyarakat, itu yang saya keberatan. Jadi semua hal-hal yang terkait kepentingan orang untuk meraih kekuasaan itu diatur,” terang eks timses Prabowo Subianto di Pilpres 2014 ini.
Sebelumnya, Gerindra mengkritik Ngabalin yang menyebut gerakan #2019GantiPresiden makar. Gerindra menyebut Ngabalin menyampaikan fitnah.
“Pasti itu adalah bentuk cari muka yang berlebih-lebihan kepada penguasa yang masih memegang kekuasaan hari ini,” kata Politikus Gerindra M Syafii di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, hari ini.