Bandarlampung, Lampungnews.com –Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Menkeu Sri Mulyani saling tuding menyesatkan soal kritikan utang negara kepada pemerintah Presiden Joko Widodo pada sidang tahunan MPR lalu.
Dalam sidang tahunan MPR, Kamis (16/8), Zulkifli menyampaikan besar pembayaran pokok utang pemerintah yang jatuh tempo tahun 2018 sebesar Rp 400 triliun, yang 7 kali lebih besar dari dana desa dan 6 kali lebih besar dari anggaran kesehatan adalah tidak wajar. Sri Mulyani menanggapi hal tersebut.
“Pernyataan tersebut selain bermuatan politis juga menyesatkan,” kata dia seperti dikutip dari laman Facebooknya, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Sri Mulyani memberikan banyak penjelasan terkait utang negara sebagai jawaban akan kritikan Zulkifli. Dia mengingatkan total utang Indonesia saat ini juga termasuk bawaan dari pemerintah-pemerintah sebelum Jokowi, di mana Zulkifli juga ikut menjadi bagian.
Dia juga merinci perbandingan jumlah pembayaran pokok utang dengan anggaran kesehatan dan anggaran dana desa. Sri Mulyani mengaku bingung dengan sikap Zulkifli yang merupakan Ketum PAN itu.
“Mengapa pada saat Ketua MPR ada di kabinet dulu tidak pernah menyampaikan kekhawatiran kewajaran perbandingan pembayaran pokok utang dengan anggaran kesehatan, padahal rasionya lebih tinggi dari sekarang? Jadi ukuran kewajaran yang disebut Ketua MPR sebenarnya apa?” tutur Sri Mulyani.
Tampak tak terima, Zulkifli Hasan menanggapi pernyataan Sri Mulyani. Dia balik menuding Sri Mulyani yanng menyesatkan.
“Yang menyesatkan itu–catat–Menteri Keuangan, bukan Ketua MPR,” kata Zulkifli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Selain itu, soal tudingan ‘politis’ yang disematkan Sri terhadap kritiknya, Zul menilai hal itu aneh. Sebab, MPR/DPR adalah lembaga politik yang memiliki kewenangan berbicara soal politik.
“Ini MPR/DPR adalah lembaga politik, jadi ngomong politik tempatnya,” sebutnya.
Zul kemudian menjelaskan panjang-lebar terkait kritik pembayaran pokok utang pemerintah yang disoal Sri itu. Dia terlihat sudah menyiapkan beberapa lembar kertas yang berisikan data utang pemerintah.
Lewat kertas itu, Zul merujuk pada pernyataan Sri yang sempat berbicara soal jatuh tempo utang pemerintah senilai Rp 409 triliun. Selain itu, ia merujuk pada pernyataan beberapa ekonom, di antaranya Rizal Ramli dan pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira.
“Ini Sri Mulyani sendiri yang menyatakan bahwa utang jatuh tempo mencapai 409 T. Ini pernyataan beliau loh, menyerap anggaran 2019 nanti. Ini kalau rupiahnya melemah nambah nanti,” tutur Zulkilfi.
Seperti diketahui, kritikan Zulkifli menuai pro dan kontra. Sejumlah pihak menilai, Zulkifli bersikap partisipan sebagai Ketua MPR. Ini terkait pilihan PAN mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sumber : detik.com