Bandarlampung, Lampungnews.com –Pemerintah Provinsi Lampung akan berupaya mengatasi persoalan yg dihadapi oleh nelayan rajungan. Demikian disampaikan Wakil Gubenur Lampung Chusnunia saat menerima audiensi dari Dinas Kelautan dan Perikanan terkait pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan pesisir timur di Provinsi Lampung, Senin sore (29/7/2019) di ruang Rapat Utama, Kantor Gubenur Lampung.
Nunik menyampaikan bahwa pihaknya siap menampung beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh nelayan rajungan. Selanjutnya akan mendiskusikan bersama Gubernur Lampung Arinal, untuk membantu berkoordinasi dengan pihak pihak terkait.
“Ada 4000 lebih nelayan yg menggantungkan nasibnya di penangkapan rajungan, untuk itu saya mewakili Pemrintah Provinsi Lampung, harus hadir di tengah persoalan yang ada. karena ini merupakan tanggung jawab yang ada di pundak Pemprov untuk kelestarian perikanan rajungan dan sekaligus menyejahterakan nelayannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Nunik menjelaskan bahwa sebagai mantan Bupati Lampung Timur, forum seperti ini dinilai sangat penting. Nunik mengetahui Lampung Timur merupakan salah satu sumber perikanan rajungan penting, menyumbang 12 persen dari total produksi rajungan nasional.
Bahkan saat ini telah dicanangkan oleh pemerintah untuk menjadi percontohan inisiatif pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan oleh Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan (PSDI) Ditjen Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pemerintah Provinsi Lampung membentuk Tim Inisiatif Pengelolaan Perikanan Rajungan Berkelanjutan(IPPRB) yang lebih aplikatif menjadi Komite Pengelolaan Perikan Rajungan Berkelanjutan (KPPRB) di tahun 2018. Ini diperuntukan sebagai wadah untuk nelayan menyampaikan beberapa permasalahan. Mulai dari dokumen kapal, masalah ekspor, hingga persoalan es batu, ataupun listrik dan lainnya yang terjadi di lapangan.
Rajungan sendiri merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekspor nomor tiga terbesar di Indonesia dengan sumbangan devisa tahun 2017 sebesar Rp480 milyar, dan Provinsi Lampung salah satu penghasil rajungan yang cukup besar di Indonesia mencapai 1.500 ton dari produk nasional, dengan tujuan ekspor ke Amerika Serikat.