Tanjungsari, Lampungnews.com — Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) mengatakan santri lulusan dari pondok pesantren tidak akan kalah bersaing. Oleh karena itu ia mengajak masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di pondok pesantren.
“Lulusan pondok memiliki ilmu lebih ‘jembar” (luas) dan lebih lengkap,” kata Nunik saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Raudhatul Fawaid, di Desa Kertosari Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan, Jumat (02/08/19).
Menurutnya dengan di ponpes anak-anak akan mendapatkan porsi ilmu agama lebih banyak dibandingkan sekolah umum, Tentunya pelajaran ilmu agama lebih banyak diajarkan disamping mata pelajaran umum.
Ia menjelaskan, ilmu agama yang sangat penting dan tidak semua dipelajari di sekolah umum seperti ilmu alat nahwu dan sorof yang merupakan kombinasi kunci untuk dapat membaca dan mengartikan kitab kuning, ilmu mantiq untuk menjadi seorang orator, termasuk ilmu akhlak untuk bermasyarakat.
“Di pondok kita bisa mendapatkan ilmu plus-plus, terutama ilmu sopan santun terhadap orang yang lebih tua atau lebih muda,” ujar Nunik.
Oleh karena itu, Ia berharap jangan pesimistis dan khawatir karena lulusan ponpes akan mampu bersaing. Hal ini dibuktikan banyak pejabat negeri ini yang menjadi pemimpin dengan berlatar belakang santri pondok pesantren seperti Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menpora Imam Nahrawi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Termasuk wakil gubernur Lampung yang juga berasal dari kalangan santri, ” kata Nunik sambil bercanda.
Nunik menambahkan, Ponpes Raudhatul Fawaid diharapkan dapat menjadi ponpes untuk membentuk karakter masyarakat dengan ilmu agama dan ke depan dapat mendirikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Lampung.
Sementara itu, groungbreaking Ponpes Raudhatul Fawaid secara resmi dilakukan oleh Wagub Lampung Chusnunia yang didampingi oleh sejumlah pejabat, anggota DPRD Lampung Selatan Harjono, Camat Tanjungsari, anggota DPRD Lampung Selatan terpilih Imam Rohadi dan Hamdani, Kapolsek Tanjungbintang dan perangkat desa setempat.
Pondok pesantren ini dibawah naungan Yayasan Ghirah Punakawan yang dibangun diatas lahan seluas 5000 meter persegi, diasuh oleh Ustadz Isroni dengan sumber dana dari berbagai donatur untuk pembangunannya.
Selain untuk sorongan kitab kuning sebagai program belajar unggulan, ponpes ini juga berbasis kewirausahaan yang akan menjadikan santrinya berkeahlian wirausaha dan mandiri. (LN/cris)