Jakarta, Lampungnews.com – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengelar konferensi pers mengenai catatan akhir tahun dan sikap pekerja Indonesia terhadap Omnibus Law pada Sabtu (28/12/2019) di LBH Jakarta.
Presiden dan Sekretaris Jenderal KSPI Said Iqbal mengungkap bahwa fakta menjelaskan pertumbuhan ekonomi tidak tercapai akibat menurunnya angka konsumsi. Pertumbuhan ekonomi yang tidak tercapai digencot dengan investasi. Hal ini menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu adalah penyumbang pertama adalah konsumsi bukan investasi.
“Saya berharap pemerintah Indonesia, jangan memberikan karpet merah yang berlebihan kepada sifat pengusaha jangan seperti drakula dengan dalih investasi dibandingkan konsumsi maka sifat pengusaha ini menjadi drakula. Padahal Peraturan Pemerintah 78 tahun sudah jadi persoalan. Dan pada Omnibus Law Cluster, dari 11 Cluster adalah ketenagakerjaan karena kan berdampak pada kesejahteraan masayarakat, hubungan kerja dan masa depan buruh”ungkap Iqbal.
“Kita akan aksi bersama ribuan para buruh pada pertengahan Februari 2020, dan juga mengajak mahasiswa. Lalu juga mengadvokasi Omninus Law agar Cluster 11 masalah ketenagakerjaan dapat dihapus”tutur Iqbal
Senada dengan pernyataan Ir. Iswan Abdullah, ME. sebagai Wakil Presiden. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) pada proses pembuatannya Omnibus Law pun hanya menggunakkan pengusaha, Kadin dan Apindo tanpa melibatkan serikat buruh.
“Pertama, Indonesia sepakat bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi, maka stakeholder harus diajak berbicara, faktanya terkait Omnibus Law Cluster sendiri pemerintah hanya melibatkan tim dari Kadin dan Apindo. Sedangkan kami dari serikat buruh tidak diajak berdiskusi. Sementara fungsi kami ialah memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Kedua, substansi daripada isi Omnibus Law Cluster ini itupun pada posisi yang justru sangat merendahkan kami sebagai buruh. Dengan PP 78 tahun 2015 saja yang sudah setiap tahun menyatakan penolakannya. Dengan demikian sikap kami, kami akan totali menolak dan melakukan jihad, karena hal ini merupakan fundamental dan caranya tidak benar.”kata Iswan. (michell)