Jakarta, Lampungnews.com – Perusahaan B2B penyedia platform teknologi edukasi di Indonesia, PT. Infrastruktur Digital Edukasi (IDE) hadir sebagai aplikasi yang mendukung sistem pembelajaran sekolah dan perguruan tinggi secara digital di mana saja. Berdiri tahun 2017, hal ini dilatarbelakangi karena kesulitannya beberapa sekolah dan kampus dalam melakukan migrasi dan penginputan data oleh tim IT yang berpindah secara mendadak sehingga sistem mereka pun tidak terkelola secara optimal.

“Kami hadir dengan membantu mengelola sistem mereka, jadi sekolah dan perguruan tinggi tidak perlu pusing masalah migrasi dan penginputan data, karena semua service kami yang akan melakukan, kami akan menjadi tim IT dari pihak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang menggunakan jasa kita,”ungkap CEO IDE Reagen Ciayadi saat ditemui Lampungnews.com pada Kamis, (6/02/2020) di JCC, Jakarta.
Dalam rangka menyediakan konsep pengembangan edukasi digital yang mudah, PT IDE memperkenalkan dua aplikasi bernama MYSCOOL diperuntukkan untuk siswa SD, SMP, dan SMA/SMK yang dapat menghubungkan sekolah dengan guru, orang tua dan murid. Lalu, aplikasi QAMPUS diperuntukkan untuk mahasiswa yang dapat menghubungkan perguruan tinggi dengan mahasiswa. Keduanya terintegrasi secara langsung dengan berbagai fitur mulai dari pengelolaan data untuk sekolah dan perguruan tinggi, absensi online, akses diskusi online, informasi sekolah, nilai, dan tagihan sekolah/perguruan tinggi begitupula dalam memberikan feedback kepada sekolah/perguruan tinggi kapan dan dimana saja.
“Semua diakses secara online melalui aplikasi kita baik siswa, guru, dan semua pihak yang berkepentingan, cukup menggunakan paket data atau internet yang ada, tidak perlu datang lagi ke sekolahan dan kampus untuk mengakses perkuliahan dan pembelajaran. Aplikasi kita tidak menggantikan peran guru atau dosen, tetapi kita berfungsi sebagai pendukung sekolah ataupun kampus di dalam ekosistem digital,”pungkas Reagen.
Tidak kalah menarik, aplikasi MYSCOOL dan QAMPUS sendiri secara fleksibel dapat di integrasikan dengan aplikasi sekolah dan perguruan tinggi yang ada serta memberikan pelayanan maintenance dalam proses penginputan data dan migrasi secara berkelanjutan.
“Untuk aplikasi MYSCOOL sendiri sudah tersebar di 12 sekolah (Pangkal Pinang, Jakarta, dan Bandung) dan QAMPUS juga telah tersebar di 12 perguruan tinggi (Bali, Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Cirebon). Beberapa ada yang sudah berjalan dari tahun 2017 dan kedepannya tahun ini, kita akan ekspansi ke 34 provinsi dengan penetrasi secara cepat dan besar-besaran bersama tim PT.IDE dengan target sebanyak 500 ribu siswa dan mahasiswa,”ungkap Reagen.
Aplikasi MYSCOOL dan QAMPUS sendiri dibanderol dengan harga Rp.20 ribu perbulan, atau Rp.240 ribu pertahun dimana sekolah/perguruan tinggi tidak perlu lagi menghire orang IT dan dapat memangkas sekitar 40% penggunaan kertas guna menciptakan lingkungan berbasis digital. Info selengkapnya dapat dilihat melalui www.myscool.net/www.qampus.net.

“Dalam rangka revolusi industri 4.0, fitur yang kita kembangkan akan lebih lengkap dan detail seperti memiliki konten e-book, kedua adalah virtual class, kita akan buat menjadi lebih simple dan menarik cara penggunaan videonya, kemudian kita berharap dapat terintegrasi dengan Forlap Dikti untuk di kampus agar dapat memudahkan proses penginputan jauh lebih mudah dan cepat,”tutupnya. (michell)