Jakarta,Lampungnews.com– Sudah sejak lama susu di yakini sebagai nutrisi tambahan yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Dokter Anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS mengungkapkan, konsumsi susu pada anak turut mempengaruhi tumbuh kembang anak menjadi lebih baik. Namun, dia menyayangkan kesalahan persepsi mengenai susu kerap terjadi di masyarakat.
“Faktanya, kecerdasan anak ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni kebutuhan asuh (makanan dan minuman bernutrisi), kebutuhan asih (pemenuhan kasih sayang) dan kebutuhan asah (stimulasi yang tepat). Susu di sisi lain, bisa menjadi solusi yang bisa membantu anak di atas satu tahun menaikkan berat badan,” ungkap dr. Tiwi dalam keterangannya, Sabtu (26/11/2022).
Senada dengan dr Tiwi, Konsultan Nutrisi dan dokter anak, dr. Novitria Dwinanda SpA(K)., mengatakan susu yang beredar dan dapat ditemukan di toko susu, minimarket, hingga supermarket, yang dijual secara bebas atau dikenal dengan susu Pangan Olahan untuk Diet Khusus (PDK) dapat diberikan kepada anak diatas usia 1 tahun tanpa resep dari dokter.
“Ini jika orang tua sudah mengetahui kebutuhan nutrisi pada anaknya. Jadi orang tua perlu diberikan edukasi juga terkait pemberian susu pada anak,” jelas dr. Novi.
Lebih lanjut Novi menjelaskan, di Indonesia yang menjadi permasalahan utama yaitu rendahnya literasi dan edukasi kepada para orang tua terkait konsumsi susu dan mispersepi yang selama ini telah beredar luas. KArena itu, dukungan dari pemerintah juga dibutuhkan untuk edukasi, tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan saja.
Berbeda dengan susu PDK, pemberian susu untuk anak yang memiliki kondisi medis khusus, atau biasa disebut susu Pangan Olahan Untuk Kondisi Medis Khusus (PKMK), diharuskan berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.
“Hal ini dilakukan, agar orang tua tidak salah memberikan asupan yang masuk ke dalam tubuh anaknya, terlebih ini sebenarnya bukan dikategorikan sebagai susu, namun obat untuk kondisi dari anak tersebut. Susu PKMK ini juga hanya dapat kita beli melalui apotek dan berdasarkan resep dokter.” lanjut Novi.
Sebagaimana yang diketahui, susu telah sejak lama menjadi sumber nutrisi bagi manusia. Hasil studi yang telah dipublikasikan di Nature Communications ini mengungkap, bahwa orang-orang di Kenya dan Sudan modern mengonsumsi produk susu setidaknya 6000 tahun yang lalu. Temuan ini menjadi bukti langsung paling awal konsumsi susu di Afrika dan mungkin di dunia.
Sementara bagi bangsa Eropa, susu termasuk kebutuhan dasar. Diantara negara-negara Eropa yang dengan konsumsi susu tinggi adalah Swiss, Belanda, Finlandia dan Swedia. Susu diyakini merupakan salah satu minuman paling sehat.
Maka tak heran, postur orang Eropa tinggi besar menunjukkan kebutuhan gizinya tercukupi. Selain itu, dari sisi indeks kualitas manusia, bangsa Eropa khususnya negara-negara dengan konsumsi susu yang tinggi terbilang unggul.
Laporan IMD Business School, bahwa negara- negara di Eropa melakukan pekerjaan dengan baik yang mampu mengembangkan kemampuan karyawannya dibandingkan dengan wilayah dunia lainnya. Swiss misalnya, dalam lima tahun terakhir menduduki posisi teratas dalam World Talent Ranking (Peringkat Bakat Dunia) berkat investasi besarnya dalam dunia pendidikan dan pelatihannya yang dapat menarik karyawan internasional.
Peringkat selanjutnya diikuti oleh Denmark, Norway, Austria dan Netherlands. Peringkat 6 diduduki oleh Kanada, salah satu negara non-Eropa yang berada di top 10. Diikuti oleh Finland, Swedia, Luxemborg, dan Jerman.(*)