Cirebon, Lampungnews.com-Menteri Sosial Tri Rismaharini pagi ini mengunjungi Kabupaten Cirebon dalam rangka memberikan penguatan dan bantuan kepada para korban dan ibu korban rudapaksa oleh seorang guru di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
“Saya datang kesini karena di media dan media sosial ada kasus anak-anak mendapatkan rudapaksa,” kata Risma saat menemui korban di Kabupaten Cirebon.
Pada kunjungannya kali ini Risma lebih banyak memberikan penguatan kepada ibu korban.
Selain itu ia juga mendorong para ibu korban untuk berani mengambil sikap dengan melanjutkan proses hukum hingga selesai. Dengan begitu diharapkan tidak akan ada lagi korban dari oknum tersebut.
“Ibu-ibu ini menurut saya pahlawan, jangan mundur. Pahlawan harus maju terus sampai akhir lindungi anak-anak lainnya,”ungkapnya.
Tak hanya menemui para korban, Menteri Sosial juga menghadirkan jajaran pemerintah daerah dan desa, pihak guru, dan wakapolres.
Risma berharap kehadiran mereka dapat mendukung jalanannya penanganan kasus tersebut, dan para korbannya, serta orangtua mereka dapat perlindungan, dukungan dari semua kalangan, terutama para tokoh masyarakat setempat. Menanggapi hal tersebut, Psikolog dari PPT RS Gunung Jati Cirebon Srini Priyanti mengungkapkan bahwa hari ini merupakan hari yang bersejarah karena masyarakat tidak perlu takut lagi melapor.
“Hari ini adalah hari yang bersejarah karena berani melapor mendapat dukungan dari pemerintah,” ungkap Yanti di hadapan para korban sekaligus meyakinkan para ibu untuk terus berjuang menyelesaikan kasus rudapaksa yang menimpa anak mereka.
Risma juga menyampaikan kepada Wakapolres Kota Cirebon Kompol Ahmat Troy Aprio, S.IK. untuk terus memberikan dukungan terhadap tindak lanjut pemeriksaan terlebih adanya ancaman dari keluarga pelaku dan masyarakat sekitar untuk tidak melanjutkan kasus ini. Wakapolres Kota Cirebon menyatakan siap mengawal kasus ini hingga selesai dan menyampaikan bahwa hingga saat ini proses hukum tetap berjalan.
“Sampai sekarang kami sedang menunggu P21 (berkas penyidikan lengkap) dari kejaksaan untuk berkas sudah lengkap semua,” ungkap Troy.
Selaras dengan pernyataan Wakapolres, Anggota DPR RI Selly Andriany Gantina menyatakan dirinya akan melakukan pendekatan terhadap aparat hukum untuk menghindari terjadinya praktik restorative justice. “Ya ada dari beberapa oknum di desa yang mengupayakan intimidasi kepada keluarga korban dan dilakukan secara masif,” ujarnya.
Selain memberikan dukungan dan penguatan, Risma juga memberikan bantuan kepada 11 korban beserta keluarganya berupa bantuan ATENSI dan bantuan kewirausahaan dengan total nilai bantuan sebesar Rp50.528.980.
Selain Selly Gantina, Kompol Ahmat Troy dan Srini Piyanti, hadir pula dalam kesempatan ini Staf Khusus Menteri Don Rozano Sigit Prakoeswa, Direktur Rehabiltasi Anak Kanya Eka Santi, Kepala Dinas Sosial Kota Cirebon Santi Rahayu dan Kabupaten Ibdra Fithiani.
Tak puas hanya bertemu dan berbincang dengan ibu korban, Risma juga menemui langsung para korban rudapaksa. Mensos memberikan penguatan agar mereka dapat mengatasi rasa trauma dan kelak menjadi anak sukses.
“Kalian mulai sekarang tidak boleh takut, karena kalian punya ibu yang baik dan Allah yang Maha Kuasa. Jadi kalian tidak boleh takut, tidak boleh rendah diri. Kalian semua berhak untuk berhasil dan sukses,” ujarnya langsung di hadapan ibu dan para korban.
Risma juga berpesan kepada anak-anak untuk mendengarkan kata-kata ibu serta dapat terbuka dan menceritakan kendala yang dihadapi.
“Ibumu adalah surgamu, jadi jangan takut bercerita. Dengerin apa kata ibumu. Kalian harus kuat, seperti karang yang diterjang ombak tetap berdiri tegak,” ungkapnya.
Selama percakapan Risma memperhatikan ada beberapa anak yang masih memiliki raut wajah sedih dan takut. Tanpa ragu Risma memeluk erat anak-anak tersebut dan menyampaikan bahwa mulai saat ini mereka harus dapat berdiri dengan tegak.
“Mulai sekarang kita harus bisa berjalan dengan kepala tegak, tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan adalah milik Allah,” ujarnya sambil memeluk korban yang menangis.
Perhatian penuh dan tatapan kasih membuat korban dapat tersenyum. Mereka bahkan sanggup berteriak menyuarakan semangat untuk terus maju dan mengatasi trauma.(*)