Bandung, Lampungnews.com– Indonesia sebagai negara dengan keragaman hayati perlu upaya pelestarian. Salah satu keragaman hayati seperti tanaman hias juga kian menunjukkan prospek yang baik untuk menjadi usaha yang patut diperhitungkan.
Tidak hanya menarik minat kolektor dalam negeri, tanaman hias asal Indonesia juga diminati kolektor luar negeri. Melihat peluang ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini menginisiasi usaha tanaman hias menjadi salah satu upaya pemberdayaan sosial bagi penerima manfaat di Kemensos sekaligus melestarikan tanaman endemik Indonesia.
Di beberapa Sentra Terpadu/Sentra milik Kemensos, penerima manfaat seperti lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan sosial ekonomi lainnya tengah diberikan berbagai pelatihan budidaya tanaman hias, salah satunya di Sentra Wyata Guna Bandung.
“Atas arahan Menteri Sosial Ibu Tri Rismaharini, sentra terpadu/maupun sentra memanfaatkan lahan yang ada di dalam sentra untuk budidaya tanaman hias. Selain itu juga untuk budidaya beberapa hasil pertanian lainnya,” kata Iri Sapria, Kepala Sentra Wyata Guna Bandung.
Iri melanjutkan, pelatihan secara massal ini perdana dilaksanakan di Sentra Wyata Guna. Sebanyak 31 peserta yang mengikuti pelatihan ini, terdiri dari penerima manfaat (PM), pegawai Sentra Wyata Guna dan warga sekitar sentra. Peserta dilatih mulai dari penanaman hingga penjualan tanaman hias.
Dalam pelatihan ini, Sentra Wyata Guna melibatkan narasumber dari Floriculture Indonesia International Convex (FLOII Convex) dan Mitra Natura Raya Bogor.
Iri menambahkan, di Sentra Wyata Guna sudah ada penerima manfaat yang menekuni budidaya tanaman hias. “Di sini dia diberdayakan lebih lanjut untuk berusaha dan mandiri dalam berjualan tanaman hias. Harapannya PM lain juga bisa ikut mengembangkan usaha ini,” katanya.
Selain dukungan pelatihan, Kemensos juga akan menyiapkan konter sebagai tempat pemasaran hasil budidaya tanaman hias para PM. Tidak sampai disitu, Kemensos tahun ini akan mendaftarkan para PM yang telah membudidayakan tanaman hias untuk mengikuti pameran FLOII Convex, pameran tanaman hias terbesar di Indonesia yang rencanakan akan digelar di ICE BSD, Tangerang.
Handry Chuhairy, instruktur pelatihan dan budidaya tanaman hias ini mengaku salut dengan antusias para peserta pelatihan. Peserta yang terdiri dari penerima manfaat (penyandang disabilitas netra, fisik dan ODGJ), pegawai Sentra Wyata Guna Bandung dan masyarakat sekitar sentra ini tekun mengikuti setiap tahapan pelatihan.
“Saya berkeyakinan mereka bisa mengembangkan usaha tanaman hias ini. Hal ini menjadi jalan mereka dalam melestarikan tanaman endemi di Indonesia dan meningkatkan taraf hidup mereka di kemudian hari,” katanya.
Panitia Pengarah di FLOII Convex ini mengaku akan terus memonitor perkembangan para peserta hingga 3 bulan kedepan.
Hal serupa dirasakan Afrizal Ilham, Koordinator Kelas Edukasi & Konservasi dari Mitra Natura Raya Bogor yg menjadi narasumber budidaya anggrek di pelatihan hari kedua, Minggu (18/6).
“Saya melihat dan merasakan antusias dari para PM. Ini kali pertama saya melatih teman-teman yang memiliki keterbatasan, namun mereka semangat, mereka berani bertanya bahkan bisa menjawab pertanyaan kami. Artinya dia memperhatikan dan memahami,” katanya.
Ia berharap dari pelatihan ini para PM bisa menyukai budidaya anggrek, sehingga terus menekuni dan mendalami terkait budidaya anggrek.
Salah satu peserta pelatihan, Tata (42) mengakui banyak mendapat tambahan ilmu di pelatihan ini.
“Saya belum pernah mendapat pelatihan apapun selama ini. Dari pelatihan ini saya mendapat cara meracik media tanam, membasmi hama dan cara memperbanyak tanaman yang membutuhkan keterampilan khusus,” tutur Tata, yang hampir 30 tahun menekuni dunia tanaman hias secara autodidak.
Hingga kini, Tata telah mampu memasarkan tanaman hiasnya secara online dengan jangkauan paling jauh hingga Nusa Tenggara Timur. Ia berharap mendapat peluang emas untuk memasarkan hasil budidayanya hingga taraf internasional, salah satunya melalui pameran yang digelar di beberapa wilayah.(*)