Kupang, Lampungnews.com– Datang ke Kupang untuk ke sekian kalinya, Menteri Sosial Tri Rismaharini memboyong pengusaha skala nasional untuk memberikan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur. Pelibatan swasta adalah bentuk komitmen Kementerian Sosial untuk menyuguhkan training berkualitas bagi penerima manfaat.
“Saat saya kunjungan sebelumnya itu, saya sangat prihatin bahwa banyak anak-anak muda di NTT (yang belum dapat pekerjaan). Nah dari situ muncul ide (pelatihan),” katanya di hadapan awak media, Sabtu (17/6).
Dikatakan Mensos, secara kebetulan ia mendapat tawaran dari mitra dan dunia usaha untuk bekerja sama memberikan pelatihan kepada masyarakat NTT. Untuk memperbanyak jenis pelatihan, Mensos juga mengontak mitra lainnya agar turut berpartisipasi.
“Nah, kemudian ternyata saya dapat tawaran dari Dailybox. Saya juga kontak Honda untuk Mitra Pinasthika Mustika (MPM) dan SETC (Sampoerna Enterprenership Trainning Center) untuk bantu kami menangani anak-anak di NTT ini. Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan ternyata kemudian persis Dailybox punya program untuk membuat Dailybox Campus. Akhirnya kita sepakatkan kita akan mulai pelatihan pada hari ini,” ujarnya.
Pelatihan pun digelar sebagai bagian dari Roadshow Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) dan dilaksanakan di Sentra Efata Kupang, Jalan Timor Raya KM 36, Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sebanyak 500 peserta hadir secara luring di lokasi acara, dan peserta yang terhubung secara daring dari seluruh Indonesia.
Peserta yang hadir langsung adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Kota Kupang dan Kabupaten Kupang (baik yang belum dan yang sudah memiliki usaha), PM residensial Sentra Efata Kupang, pelajar SMK di Kota Kupang, serta PM lain yang berasal dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Selain itu, terdapat juga peserta yang berasal dari Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu (KPM PENA Berdikari), dan Kabupaten Biak Numfor di Papua.
Keterlibatan KPM PKH merupakan upaya mendorong kemandirian hingga terlepas dari bantuan sosial atau sering disebut graduasi. Salah satunya melalui bantuan modal usaha dari Program PENA. Hingga saat ini, sebanyak 2.707 KPM sudah berhasil digraduasi.
“Sudah banyak (KPM) program PENA yang minta graduasi kepada pendamping. Sebanyak 42 orang minta graduasi di NTT, keluar dari penerima bansos. Artinya bisa (mandiri),” katanya.
Adapun pelatihan akan digelar selama dua hari tanggal 17-18 Juni 2023. Berbagai pelatihan yang disediakan adalah perbengkelan yang diikuti oleh 25 orang, menjahit untuk pemula 25 orang, nenjahit mahir 25 orang, sablon 25 orang, budidaya dan pengolahan kelor 25 – 75 orang, usaha warung kelontong/sembako 50 – 100 peserta, dan tata boga 200 orang.
Sementara itu mitra yang terlibat di antaranya adalah Mitra Pinasthika Mustika (MPM) yang memberikan pelatihan perbengkelan, Dailybox untuk tata boga, SETC (Sampoerna Enterprenership Trainning Center) untuk toko kelontong, dan SRC (Sampoerna Retail Community) (*)