Jakarta, Lampungnews.com-Institut Bisnis dan Multimedia ASMI (IBM ASMI) menggelar Seminar bisnis untuk program studi S2 manajemen dengan tema “Inspiratif Kewirausahaan dalam Membangun Negeri yang Berbudaya dan Berdedikasi,”pada Rabu (5/7/2023) secara daring.
Seminar ini fokus membahas bagaimana membangun kewirausahaan yang inspiratif dan berbudaya guna meningkatkan perekonomian negara Indonesia. Hal ini sesuai dengan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM dimana pelaku UMKM atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 65,4 juta.
Dengan jumlah unit usaha yang sampai 65,4 juta dapat menyerap tenaga kerja 123,3 ribu tenaga kerja. Sehingga hal ini membuktikan bahwa dampak dan kontribusi dari UMKM sangat besar terhadap pengurangan tingkat pengangguran hingga berkontribusi untuk perekonomian di Indonesia.
Namun memasuki sektor UMKM juga memiliki sejumlah tantangan. Menurut Officer Central Business UMKM dan Small Medium Enterprise BCA Kanwil 9, Fredy Marojaya setidaknya ada tiga tantangan yaitu 51% terkendala modal, 36% pemasaran dan bahan baku.
“Itu top 3 tantangan dalam UMKM padahal memang melihat pasarnya di Indonesia adalah pasar yang besar,”kata Fredy Marojaya.
Sehingga, pengusaha diminta untuk lebih kreatif dalam menciptakan ide-ide produk atau jasa terbaru seiring perkembangan jaman. Adapun Owner Bebek Sangkuriang, Wiellamon Fanonta memberikan tips bagi pengusaha muda yang baru akan membuka UMKM.
Pertama, mulai menciptakan tempat untuk pembeli agar tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Serta membangun jalur distribusi guna mempermudah proses penjualan produk atau jasa yang digeluti sejak awal.
“Untuk membangun bisnis kita perlu dua hal: pertama kita harus mulai membangun customer space bukan modal utama bukan uang. Yang kedua adalah kita harus bisa membangun jalur distribusi karena yang para pelaku UMKM selama ini pikirkan adalah bagaimana supaya bisnis ini berjalan dulu,”ujar dia.
Sementara itu, Analis Perdagangan Ahli Muda dan mediator perlindungan konsumen pada direktorat pemberdayaan konsumen Kementerian Perdagangan RI, Ephraim J.K Caraen mengatakan bahwa pihaknya juga mengeluarkan undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Indonesia. Dimana bukan hanya melindungi para konsumen tetapi juga pelaku usaha agar aman saat menjalankan usahanya.
“Pelaku usahanya pelakunya kita lindungi juga dengan mengatur bagaimana perilaku seorang pelaku usaha itu untuk menaati semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Sehingga dengan dia menaati peraturan perundang-undangan itu maka dia akan aman merasa tenang pada saat dia melaksanakan kegiatan usahanya,”ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Rektor IBM ASMI Khairul Anwar, S.E , M.M mengatakan bahwa kegiatan webinar ini merupakan suatu rangkaian dies natalis IBM ASMI yang ke-61. Terlebih peserta seminar diajak untuk memahami betapa pentingnya jumlah wirausahawan atau interpreneur dalam menunjukkan kemajuan suatu negara.
“Wirausaha dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia. Untuk itu perlunya pendidikan dan pelatihan wirausaha membangun ekosistem pendidikan dan pelatihan wirausaha yang kuat dan inklusif,”kata Khairul
Kemudian variabel berikutnya adalah inklusifitas budaya lokal yaitu membangun usaha yang merangkul mempromosikan budaya lokal. Dia menilai jika budaya lokal dapat diikut sertakan dalam setiap kegiatan interpreneur maka akan menjadi potensi yang luar biasa dalam membangun entrepreneur berbudaya dan berdedikasi.
“Seberapa besar pemerintah ini mendorong dan seberapa besar para wirausaha ini memanfaatkan fasilitas tersebut ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya,”ujar dia.
Adapun kerjasama dan kolaborasi membangun jaringan kolaborasi antar wirausaha, lanjutnya juga dianggap sangat penting. Sehingga para wirausaha dapat saling belajar antara satu sama lain.
“Jadi tidak ada suatu usaha yang tidak bekerjasama akan berhasil. Jadi kerjasama dan kolaborasi dalam peningkatan entrepreneur ini sangat diperlukan sebagai variabel penentu kewirausahaan,”katanya.
Terakhir dia berharap seminar ini juga akan mengedepankan nilai-nilai dan etika dalam berbisnis atau berinterpreneur. Menurutnya hal ini penting dalam rangka membangun perekonomian Indonesia berkelanjutan.
“Dimana bisnis yang berhasil jangka panjang adalah bisnis yang beroperasi berdasarkan nilai dan etika. saya berharap semoga kewirausahaan Indonesia tumbuh berkembang pesat sesuai cita-cita kita bersama,”tuturnya.
Kemudian, Ketua Panitia Penyelenggara Hasianita Virgiani menyampaikan, “Webinar ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan membuka wawasan kita semua atas kegiatan kewirausahaan baik dari sisi pengusaha, informasi, modal usaha dan info terkait lainnya”, tutup Hasianita.(*)