Garut, Lampungnews.com – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi Entis Sutisna (15), seorang remaja di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, yang rela putus sekolah lantaran harus merawat ibunya yang mengalami disabilitas mental. Dalam kunjungan yang berlangsung Senin (30/10/2023), Mensos juga memberikan bantuan dalam bentuk peralatan sekolah dan warung kelontong.
Sebelumnya, viral di media sosial, Entis Sutisna (15) dan kakaknya Mahdar (25), bersama-sama merawat ibunya, Siti Salamah (49) yang mengidap disabilitas mental. Sementara ayah mereka telah meninggal dunia dua tahun lalu.
“Tadi saya sudah kontak direktur rumah sakit untuk perawatan disabilitas mental. Ibu Siti Salamah kini dirawat di RSJ Marzoeki Mahdi Bogor,” ungkap Risma di sela-sela kunjungan.
Dalam kesempatan ini juga, Risma memberikan bantuan berupa renovasi rumah dan renovasi tempat usaha warung kelontong keluarga Entis. Selain renovasi rumah, isi hunian berupa tempat tidur, lemari pakaian, peralatan dapur dan kursi juga diberikan oleh Kementerian Sosial.
Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Siti Salamah bergantung pada penghasilan anak pertamanya, Mahdar, yang bekerja sebagai kuli panggul sayur. Ketiadaan sang ayah, menjadikan Mahdar sebagai tulang punggung keluarga.
Ia bekerja empat hari dalam seminggu dengan upah Rp70.000 per hari atau Rp280.000 per minggu. Terkadang, para tetangganya juga memberikan bantuan kepada Siti Salamah.
Untuk meningkatkan penghasilannya, Kemensos juga menawarkan pekerjaan kepada Mahdar di Sentra milik Kemensos di Bandung. “Kalau kondisi ibunya sudah baik, kakaknya bisa ikut bekerja dengan kami,” ucap Risma.
Dalam hal pendidikan, Kemensos memotivasi dan mengadvokasi pendidikan Entis dengan berkoordinasi dengan SMPN 2 Tarogong Kaler. Selain itu, Kemensos juga memberikan bantuan berupa peralatan sekolah untuk Entis. “Entis juga sudah bisa sekolah kembali, sudah difasilitasi oleh kepala desa,” lanjut Risma.
Mahdar mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Mensos Risma. “Iya betul, tadi diajak kerja sama Bu Risma, tapi saya tunggu kondisi kesehatan mamah dulu,”ujar Mahdar.
Selanjutnya, Kemensos bersama dengan aparat setempat dan warga bergotong royong melakukan pembersihan rumah, mengecat, dan memperbaiki fasilitas rumah yang rusak. Selain itu, fasilitas MCK, septic tank, dan sumur bor untuk keperluan sehari-hari juga tengah disiapkan.
Sebelumnya, rumah yang ditempati oleh Siti Salamah dan keluarganya tidak memiliki MCK sehingga mereka harus mandi cuci dan kakus menggunakan sarana MCK di WC umum di sekitar kampung. Kondisi rumah pun tidak layak huni.(*)