Surabaya, Lampungnews.com — Menteri Sosial Tri Rismaharini menggelorakan semangat kepahlawanan kepada 850 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial yang hadir di Kaza City Mall Surabaya, Sabtu (11/11). Kehadiran Mensos sekaligus untuk memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-1 program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Sejak diluncurkan pada November 2022, PENA telah menyasar ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang merupakan penerima bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan bantuan lainnya. PENA membuka akses informasi dan relasi, serta memberikan kesempatan usaha agar KPM bisa mandiri dan tidak bergantung pada bantuan sosial. Dalam perjalanannya, PENA telah menggraduasi sebanyak 7.814 KPM.
“Alhamdulillah kita sudah bisa menggraduasi bansos dan saat ini mereka sedang berusaha untuk bisa lebih baik lagi,” ujar Mensos setelah menghadiri acara HUT ke-1 PENA.
Saat berbicara di hadapan KPM, Mensos memacu semangat KPM untuk meneladani para pahlawan dan bangkit dari kemiskinan dan kebodohan, demi kesejahteraan keluarga. Penjajahan saat ini tidak lagi berbentuk fisik, tapi berjuang mengatasi kebodohan dan kemiskinan. Oleh karena itu, Mensos meminta para KPM untuk tidak lemah dan berusaha memperbaiki perekonomian keluarga.
“Saat peristiwa 10 November, kita yang tidak punya senjata berani melawan tantara terkuat di dunia. Semua tidak ada yang menyangka. Tetapi arek-arek Suroboyo berani,” kata Mensos yang disambut riuh tepuk tangan para peserta.
Untuk memberikan inspirasi kepada para KPM, Mensos mengajak penerima manfaat yang berhasil keluar dari garis kemiskinan dan saat ini bisa mandiri. Salah satu yang diajak Mensos adalah Fifit Yuldan Adiyanto (40). Pria asal Lumajang ini pernah merantau ke Malaysia dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Saat ini, ia telah memiliki usaha budidaya jamur tiram dan bisa memperkerjakan 7 orang karyawan, Pada tahun 2022, ia menerima bantuan streamer untuk sterilisasi jamur. Bantuan ini mampu meningkatkan produksi jamurnya hinggal dua kali lipat.
“Setelah diberikan streamer itu produksinya jadi naik banyak. Awalnya produksi itu hanya 3.000 – 4.000 bibit jamur per bulan. Setelah dapat streamer bisa dapat 8.000 hingga 9.000,” jelasnya.
Selain Fifit, ada Rifki Adnan Syarif yang merupakan penyandang disabilitas tuna netra low vision dengan jarak pandang dua meter. Saat ini, ia sedang mengikuti rehabilitasi sosial di Unit Pelaksana Teknis Kemensos di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi. Di sanalah ia mendapatkan pelatihan barista hingga memiliki usaha beromset Rp32 juta per bulan. “Saya bermula dari tidak mengerti apa-apa, dari tidak tau cara mengoperasikan mesin hingga saya bisa mandiri seperti saat ini,” katanya.
Rifki mengatakan ia tidak ingin para pelanggannya membeli produknya karena rasa kasihan. Dengan pemikiran itu, ia selalu memacu dirinya untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Menurutnya, seorang pengusaha harus memiliki pemikiran untuk terus berkarya dan tidak boleh berhenti belajar, serta tidak boleh bergantung dari orang lain.
Sementara itu, PENA telah memberikan banyak kesempatan bagi para KPM yang ingin meningkatkan usahanya. Secara rutin, PENA memberikan berbagai workshop kepada para KPM baik secara online maupun offline. Para KPM dapat menimba ilmu di siaran PENA TV yang dapat diakses melalui youtube, zoom, dan media sosial lainnya. Para KPM diberikan kesempatan untuk mengikuti workshop literasi Keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan, pengembangan usaha, teknik pengolahan makanan, serta seminar dan konsultasi pengemasan oleh Tatarupa Nusantara.(*)