Pulau Sebatik , Lampungnews.com – Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara termasuk di dalam daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Namun begitu, di pulau ini terdapat banyak Pondok Pesantren (Ponpes) sehingga dijuluki “Pulau Santri”.
Salah satu Ponpes yang berada di Kecamatan Sebatik Timur, Ponpes Alkhairaat, menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Jumat lalu.m
Memasuki wilayah seluas kurang lebih satu hektar itu berdiri sebuah bangunan masjid, dua ruang kelas, dan asrama untuk para santri serta kyai yang mengajar di sana. Syahril (14), salah seorang santri di Ponpes Alkhairaat menyampaikan keluhan akan kurangnya ruang kelas berikut fasilitasnya.
“Kami kekurangan ruang kelas karena cuma tersedia dua kelas,” kata Syahril dalam keterangan yang diterima, Minggu (5/11/2023).
Selain ruang kelas yang minim, meja dan bangku juga sangat terbatas. Tidak semua santri bisa mendapatkan meja dan bangku saat belajar. “Sebagian teman, saat belajar terpaksa menulis di lantai,” tuturnya.
Syahril juga mengeluhkan fasilitas asrama untuk para santri yang berjumlah 24 orang. Asrama yang berdiri berupa bangunan sederhana dua lantai tersebut, tidak layak huni. Pintunya dari papan yang sangat tipis, sedangkan tempat tidur tidak tersedia.
Untuk tidur, para santri hanya beralaskan tikar lusuh. Hanya beberapa santri yang memiliki kasur tipis. Untuk mengusir hawa panas, para santri sangat mengandalkan kipas angin.
“Tetapi, kipasnya sebagian besar rusak dan tidak bisa digunakan,” kata Syahril.
Karena itu, kata Syahril, para santri sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan Mensos Risma saat berkunjung ke Pulau Sebatik, Jumat (3/11) lalu.
“Terima kasih Bu Menteri, sudah memberi kami seragam sekolah, sepatu, dan komputer. Kami senang sekali menerima bantuan dari Ibu Menteri Sosial,” ucap anak 14 tahun asal Desa Lapri, Pulau Sebatik tersebut.
Dalam kesempatan itu, Mensos Risma menyalurkan bantuan seragam dan alat sekolah kepada 169 santri dan santriwati, serta tiga unit komputer untuk menunjang pendidikan di Ponpes Alkhairaat.
Ketua Komisaris Daerah Alkhairaat, Suniman Latasi juga menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan Kemensos. “Kami sebagai pengurus yayasan sangat berterimakasih kepada pemerintah. Kemampuan kami sangat terbatas sehingga adanya bantuan pemerintah sangat membantu kami dalam penyelenggaraan pendidikan,” kata Suniman.
Suniman mengatakan, sejak berdiri dua tahun lalu, yayasan menghadapi kendala anggaran, terutama untuk pembangunan ruang kegiatan belajar (RKB). Minat masyarakat untuk memasukan anaknya menempuh pendidikan sangat tinggi, tetapi anggaran yayasan sangat terbatas.
Selain anggaran untuk pembangunan ruang kelas, yayasan juga menghadapi kesulitan dana untuk penyediaan sarana belajar, asrama dan pembangunan pagar. “Mungkin kebutuhan dana seluruhnya sekitar Rp5 miliar. Kami coba penuhi secara bertahap,” kata Suniman.
Menanggapi keluhan tersebut, Mensos Risma berkomitmen untuk menindaklanjutinya, terutama pembangunan ruang kegiatan belajar di Ponpes Alkhairaat. “Insya Allah, usulan ruang kelas sudah kami terima. Dan sedang diproses pengadaannya,” jelas Mensos. (*)