Surabaya, Lampungnews.com – Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini mendorong para mahasiswa untuk berperan aktif dalam pembangunan di daerahnya. Pernyataan ini disampaikan Mensos saat membuka Rakernas ke 13 Kesatuan Aksi Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) yang digelar di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Dihadapan pengurus KMHDI se – Indonesia, Mensos bertutur tentang kondisi Indonesia dengan keanekaragaman persoalaan, yang tentunya membutuhkan peran serta mahasiswa dalam pembangunan.
“Saya sudah mendatangi beberapa wilayah perbatasan, seperti di Kalimantan, Papua dan juga yang berbatasan dengan Timor Leste. Ditempat tersebut Kemensos melakukan upaya pembenahan sosial. Termasuk juga penyedian kebutuhan masyarakat seperti air bersih,” kata Mensos, Sabtu (4/11/2023).
Mensos melihat bahwa apa yang telah dilakukan Kemensos tentu akan bisa dilakukan juga oleh para mahasiswa. Mereka mendapatkan berbagai ilmu yang dinilai akan sangat bermanfaat jika diterapkan di wilayah atau daerah asal mahasiswa tersebut.
“Saya sampaikan bahwa para pegawai di Kemensos hampir 99,9% bukan tenaga teknis. Namun mereka bisa membangun fasilitas untuk masyarakat seperti jaringan air bersih. Saya pun juga berlatar belakang arsitek tapi menjadi Menteri Sosial dan alhamdulillah bisa. Saya yakin kalian anak- anakku juga bisa untuk berperan aktif dalam pembangunan minimal di daerah kalian,” lanjut mantan Walikota Surabaya tersebut.
Dalam memotivasi para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Mensos juga sempat mengajak salah satu pejabatnya yang secara kebetulan beragama Hindu. Adalah I Ketut Supena, Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Kemensos RI, yang melakukan zoom di tengah acara.
Mensos secara khusus menyambungkan I Ketut Supena dengan para mahasiswa Hindu agar mereka termotivasi bisa seperti pria yang akrab dipanggil Pak Ketut itu.
“Beliau ini ( Ketut Supena ) adalah seorang Hindu yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan menjadi lulusan terbaik dan tercepat. Nah ketika saya tarik di Kemensos, saya minta beliau untuk belajar bisnis karena di Kemensos ada program pahlawan ekonomi sebagai upaya pemberdayaan penerima manfaat bansos untuk mandiri, dan ternyata beliau bisa,” sambungnya.
Capain Ketut, menurut Mensos adalah hal yang harus ditiru oleh para mahasiswa. Mereka diharapkan bisa terpacu dengan apa yang telah dicapai Ketut dan diharapkan tidak pantang menyerah.
“Kalian pasti bisa. Jangan menyerah,” ujar Mensos penuh semangat.
Tak ingin semangat para mahasiswa redup dan terlihat sangat antusias mendengarkan paparan, Mensos juga mengkomparasi dengan kelompok disabilitas yang sukses dalam berbagai bidang. Mensos bercerita bahwa banyak penyandang disabilitas yang sukses. Meski kondisi tubuh memiliki keterbatasan namun mereka bisa maksimal dalam karyanya.
“Saya punya beberapa kelompok penyandang disabilitas fisik seperti tuna netra, tuna wicara, tuna rungu maupun disabilitas fisik yang lain. Namun ketika mereka saya tampilkan dalam acara internsional, mereka luar biasa dan mendapatkan apresiasi yang juga luar biasa,” lanjutnya.
Karenanya, Mensos berkeinginan agar para mahasiswa yang tergabung dalam KMHDI ini bisa mencontoh apa yang dikemukakan dan sebagai pemacu semangat untuk sukses.
“Kalian harus bersyukur karena terlahir sempurna. Kalian harus bisa, jangan menunggu tapi harus berbuat. Jangan berharap untuk menunggu pekerjaan dan berdiam, harus berusaha. Seperti PENA yang mengangkat derajat banyak penerima bansos untuk mandiri dan merdeka. Mereka tidak lagi sebagai penerima bansos tapi bisa menyediakan lapangan pekerjaan. Kalian pasti bisa,” pungkas Mensos yang disambut gemuruh tepuk tangan para mahasiswa yang antusias mendengarkan paparan dan kisah inspiratif dari Menteri Sosial Tri Rismaharini.(*)