Mojokerto, Lampungnews.com— Dari kejauhan, tampak kerumunan warga di tepi jalan kawasan Balong Cangkring, Kabupaten Mojokerto yang mengundang rasa penasaran. Ternyata ada seorang perempuan sedang bercerita tentang kursi roda yang baru saja ia terima dari Kementerian Sosial.
Kado spesial di akhir tahun dari Menteri Sosial Tri Rismaharini ini menyulap pribadi Wiji Rahayu (50) yang sempat putus asa karena kondisinya, kini menjadi penuh harapan. Rona wajahnya cerah, secerah cuaca di hari itu. Sambil tersenyum penuh syukur, tak henti ia usap kursi roda barunya.
Wiji tidak menyangka akan mendapatkan bantuan kursi roda dari Kementerian Sosial yang menggelar bakti sosial di Kota Mojokerto, Jawa Timur. Ibu tiga anak yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang makanan tersebut sempat tergolek tak berdaya karena penyakit diabetes. Kondisi penyakit yang sudah sangat kronis membuat salah satu kakinya harus diamputasi.
“Sakit saya sudah parah, dan kondisi saya drop. Akhirnya dokter memutuskan kaki saya harus diamputasi. Saya takut tapi tidak ada jalan lain,” ujar Wiji.
Warga Kampung Balong Cangkring Kota Mojokerto tersebut akhirnya menjadi penyandang disabilitas. Dia tak bisa kemana-mana karena tidak mempunyai kursi roda. Situasi ini berlangsung selama 6 bulan.
“Saya tidak bisa kemana-mana. Ada tetangga yang meminjamkan kursi roda. Tapi namanya pinjam ya harus dikembalikan,” kata Wiji sambil terus mengelus kursi roda barunya.
Beberapa hari yang lalu Wiji Rahayu mendapatkan kabar gembira. Pegawai dari Kelurahan dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) mendatangi rumahnya dan mendatanya untuk mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial.
“Beberapa hari lalu saya didatangi oleh pegawai kelurahan dan mendata saya untuk dapat bantuan kursi roda dari Bu Risma,” ujar Wiji dengan suara terbata menahan haru.
Ternyata Wiji tidak hanya menerima kursi roda. Dalam pemberian bantuan kursi roda yang merupakan kerja sama antara Kemensos dengan Yayasan Mojopahit Jatim tersebut Wiji juga akan mendapatkan kaki palsu.
“Alhamdulilah tadi saya juga diukur untuk mendapatkan kaki palsu. Sekali lagi saya hanya bisa menyampaikan terima kasih Bu Risma sudah membantu saya. Insya Allah setelah ini saya akan kembali berjualan,” ungkap Wiji Rahayu.
Sementara itu, Agung Suhartoyo Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta menyampaikan, dalam baksos yang digelar Kemensos, Jum’at (29/12) juga dilayani kebutuhan kesehatan masyarakat seperti kacamata, alat bantu dengar, kursi roda dan kaki palsu.
Masyarakat dilayani secara langsung oleh tenaga medis dan petugas yang terlibat lainnya dari Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi dan Sentra Satria Baturraden yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos.
Kegiatan pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh 11 orang dokter, 15 perawat dan 5 fisioterapis.
“Kami siapkan dan layani semuanya. Termasuk menyediakan kacamata, alat bantu dengar dan juga kursi roda yang jumlahnya sesuai kebutuhan masyarakat,” ujar Agung.
Rangkaian kegiatan bakti sosial tersebut juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Mojokerto. Tenaga kesehatan yang terlibat dari Pemkot Mojokerto berasal dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dan RSUD Kota Mojokerto.(*)